A Grezaleno Kingdom: Reinkarnasi Ratu Jahat yang Mengubah Segalanya

Claribee
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 8.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1. Lady Rose yang Berbeda

Oksigen itu menipis. Pandangannya penuh akan kegelapan. Seolah belum cukup sampai disana, segala organ tubuhnya mengejang akibat ditarik dengan paksa. Kehidupan memaksanya untuk bangkit dengan peralatan manusia yang super canggih, tetapi kehendak Tuhan tidak ada yang bisa mencegah, jantungnya berhenti berdetak pada detik dimana bunyi mesin EKG menunjukkan garis lurus yang nadanya menyayat telinga.

"Tidak ada harapan," bisik hati kecilnya dalam kegelapan.

Segalanya buram. Dia benar-benar meninggalkan dunia pada detik dimana jiwanya mengharapkan kehidupan, tetapi raganya berhenti bergerak. Nadinya berhenti berdenyut saat dirinya menyadari kegelapan paling dalam telah menelan kehidupannya.

Berhari-hari berdiam diri. Tubuh kaku nan dingin dalam kegelapan itu bergerak. Atensinya pada dunia telah lenyap, tapi rasa segar akibat udara alami dari tumbuhan memancing dirinya untuk melawan gelapnya pandangan yang tidak pernah ingin menghilang.

Rasa sakit di bagian kepala terasa begitu nyata. Suara jantung yang berdetak ringan membuatnya terkesima. Selama terpejam dirinya hanya ditemani keheningan yang hampa, tapi ketika menyadari ada suara-suara lain di dekatnya, dirinya dibuat membatu. Suara manusia terdengar sangat nyata. Irama detak jantungnya selaras dengan tarikan nafas pada hidungnya. Dirinya berdegup. Antara terkejut dan tidak percaya.

"Apa ini?" bisik hati kecilnya.

"Lady Rose terjatuh dari tangga Aula Pertemuan karena di dorong dayang pribadinya. Kepala Lady Rose membentur lantai hingga membuatnya pingsan. Sudah tiga hari Lady Rose tidak sadarkan diri, tetapi tidak ada tanda-tanda Lady Rose akan membuka matanya segera. Lady yang sangat malang bukan?"

Suara-suara itu terdengar dalam satu ruangan yang sepertinya dipenuhi banyak orang. Matanya enggan terbuka; seolah diberikan lem perekat yang akan membuatnya tidak pernah membuka mata selamanya. Bibirnya yang pucat terkatup rapat. Nafasnya begitu teratur. Pada detik yang sama, dirinya menyadari bahwa dia sekarang hidup. Jantungnya berdetak. Oksigen memenuhi dirinya, walaupun matanya tetap tidak ingin terbuka.

Jiwanya berada dalam raga. Satu tarikan tipis membentuk di bibirnya yang pucat. Sekuat tenaga dirinya mencoba membuka mata; usahanya tidak sia-sia saat secercah cahaya menghidupkan harapannya. Cahaya itu menerobos Indra penglihatannya hingga membuatnya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan diri. Salah satu dayang yang berdiri paling dekat dengan ranjangnya segera berteriak,

"Lady Rose sadar. Lihat! Matanya terbuka!"

Ruangan itu riuh seketika. Beberapa detik kemudian hanya tersisa beberapa orang karena sepertinya banyak yang keluar—mendengar dari langkah kaki yang menjauh. Duke Zeldinburgh berlutut di sisi putrinya yang telah membuka mata dengan pandangan lurus. Dia berkata, "Putriku. Kau sudah sadar Putriku. Tolong jangan buat Ayah khawatir dengan terluka lagi. Ayah sungguh tidak kuat melihatmu lemah, Putriku."

Dia melirik pria berjubah perang di sisinya itu dan terdiam.

"Putriku?" tanyanya dalam hati.

Dirinya masih dalam kebingungan saat seorang pria yang lebih muda dari seseorang yang menyebut 'Putriku' tadi juga berlutut di sisinya.

"Rose, Kakak Pertama berjanji akan menjagamu. Kakak Pertama akan melindungimu dengan seluruh hidup Kakak. Aku berjanji, Adikku."

"Aku juga. Maksudku—Kakak Kedua juga akan melindungimu Adikku. Kakak Kedua tidak akan lalai seperti masa lalu." Laki-laki dalam balutan jubah berkerah berwarna putih juga berlutut di sisinya.

Dia mengernyitkan alis. Memandang ketiga pria itu dengan binar bingung.

"Ibu minta maaf karena tidak becus memilihkan dayang untukmu. Maafkan Ibu, Putriku."

Dia menatap seseorang yang mengaku sebagai Ibunya sambil mengerjap. Seingatnya, Ibunya sudah meninggal beberapa tahun silam. Dirinya hanya mempunyai Ayah yang hanya membiayai pengobatannya tanpa peduli perkembangan kondisinya. Ibu tirinya pun tidak secantik wanita yang ada di hadapannya. Dan dirinya tidak memiliki dua Kakak laki-laki. Dia hanya memiliki satu saudara tiri—itupun perempuan.

Sungguh, semua ini membuatnya bingung.

"M-maaf...." Suaranya tercekat saat dirinya mencoba untuk berbicara. Keempat orang itu langsung panik dan memanggil Dokter Keluarga, tapi dia menghentikannya dengan bertanya sekuat tenaga, "Kalian siapa?"

Orang-orang yang ada di ruangan itu berhenti bergerak. Semua pasang mata memandangnya dengan raut tidak percaya. Wanita yang mengaku sebagai Ibunya tadi mendekat, melingkupkan tangan lembutnya kepada punggung tangannya. Wanita itu berkata, "Aku Ibumu, Putriku. Apa yang terjadi padamu? Apakah kau ingat apa yang terjadi padamu sebelum dirimu tidak sadarkan diri?"

Dia menggeleng kecil.

"Oh! Ya Tuhan! Dokter, tolong sembuhkan Putriku secepatnya. Dia tidak bisa hidup tanpa mengingat apapun. Terlebih dengan pernikahannya dengan Pangeran Grezaleno yang sekarang ada di depan mata. Tolong, lakukan sebisamu."

Wanita itu menjauh. Seorang Dokter laki-laki mendekat dengan alat-alat kesehatan yang tidak dia ketahui. Dokter laki-laki itu bertanya terlebih dahulu, "Lady, apakah Anda ingat nama Anda?"

Nama? Dia berpikir. Namanya adalah Rosiana Zeiston. Seorang Zeiston yang cacat karena mengidap penyakit seumur hidupnya. Dia memiliki saudari tiri yang begitu mempesona dan seksi. Ayahnya seorang petinggi negeri yang tampan di usianya yang menginjak setengah abad. Ibunya sudah tiada saat dirinya masih kecil. Dan Ibu tirinya adalah seorang sosialita yang juga mantan model dunia.

Dia ingin menjawab begitu. Tetapi bibirnya berkata lain dengan berucap, "Siapa namaku?"

Dokter laki-laki itu tersenyum dan mengisyaratkan sesuatu kepada dayang-dayang yang memegang tumbuhan obat. "Ah~ Anda benar-benar lupa ternyata. Nama Anda adalah Lady Roseanne Amesia Zeldinburgh. Mereka adalah keluarga Anda. Mungkin Lady sedang lupa, tapi ramuan ini akan membuat Lady kembali memulih. Saya akan merawat Anda hingga Anda sembuh. Lady tidak usah khawatir."

A-apa?

Rosiana mengerjap pelan. Bulu mata lentiknya bergoyang ketika dia melirik kanan-kiri.

Roseanne Amesia Zeldinburgh? Keluarganya? Mereka?

"Tapi aku Rosiana Zeiston," kata Rosiana pelan.

Dokter laki-laki itu tersenyum maklum. "Lady Rose tenang saja. Ini tidak akan membuat Lady sakit. Lady akan sembuh secepatnya."

T-tapi ....

Dia bukan Roseanne. Dia Rosiana.

Mereka berbeda.

Mereka dua orang yang berbeda.

Apakah ini hidup? Kenapa seperti ini? Ini kehidupan kedua Rosiana? Ataukah Rosiana hanya menjalankan hidup sebagai Roseanne? Tuhan. Rosiana Zeiston benar-benar kebingungan.