"Aku akan memeberikanmu jawaban Danzel, itu tidak akan lama. Aku janji," Jawab Ermelinda Kizia tersenyum.
"Baiklah, aku akan menunggu Erme," Balas Danzel Emerick.
"Aku harap... kau tidak merasa lelah Danzel,"
"Apa kau pikir begitu? Kau lupa jika aku sudah menunggumu bertahun-tahun? Aku bahkan memiliki banyak stok kesabaran yang tidak kau sangka Erme." Balas Danzel Emerick tersenyum.
"Bagaimana aku bisa tidak mengetahuinya? Aku pikir kau... "
"Sudah melupakanmu?"
"Yah," Angguk Ermelinda Kizia menatap Danzel Emerick yang masih menatapnya sejak tadi.
"Jujur, aku sudah mencobanya Erme, bahkan berulang kali, tak hanya sekali. Namun aku gagal dan tidak pernah berhasil Erme, apa yang harus aku lakukan?"
"Bagaimana dengannya?"
"Ia bisa membuatku melupakan kesedihanku. Bahkan dengan sabar menemaniku, meskipun ia tahu, jika aku tidak pernah... " Danzel Emerick menarik nafas panjang.
"Aku mengerti Danzel, maafkan aku." Balas Ermelinda Kizia tersenyum.
