"Daddy berangkat dulu, dan Daddy akan mengusahakan untuk pulang lebih awal, agar kita bisa makan malam bersama." Ucap Claude Cavero menghampiri kursi putranya yang masih duduk manis dengan segelas coklat panasnya.
"Benarkah?" Tanya Raynand Sky nampak berbinar. Menatap wajah ayahnya yang tengah tersenyum padanya.
"Tentu saja. Daddy janji." Jawab Claude Cavero yang langsung di balas anggukan pelan oleh Raynand Sky saat pucuk kepalanya kembali di usap oleh sang ayah.
"Terima kasih dad,"
"Iya sayang, Daddy menyayangimu." Ucap Claude Cavero seraya mengusap pucuk kepala putranya sambil tersenyum yang membuat Briella Amora sedikit terpaku.
Sebab selama ia bertemu dan melihat Claude Cavero, bertatap mata langsung bahkan sampai melakukan interaksi lewat tanya jawab, Briella Amora sekalipun tidak pernah melihat pria itu tersenyum. Dan pagi ini, dia bahkan sempat merasa beruntung, sebab sudah melihat Claude Cavero tersenyum, yang tidak bisa ia pungkiri jika senyum itu sangatlah menawan bagi pria yang sudah menginjak usia 36 tahun seperti Claude Cavero.
Apa memang Tuan besar memiliki senyum seindah itu? Ternyata dunia Tuan besar terletak kepada tuan muda Raynand, dan di mata Tuan besar memang hanya ada tuan muda Raynand. Jika saja aku seistimewa itu di mata Ayah. Batin Briella Amora yang langsung berusaha menyadarkan dirinya sendiri, ia tahu jika ia terlalu banyak melamun, bahkan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin. Ia sangat tahu, ayahnya membenci dan tak menginginkannya, dan akan sangat lucu jika ia terus berharap akan mendapatkan kasih sayang ayah satu saat nanti.
"Kakak harap kau bisa menjaga sikapmu. Ingat semua fasilitasmu masih berada di tangan kakak." Ucap Claude Cavero menatap tajam ke arah Kenzo Aristide yang hanya mengangguk pelan.
"Baiklah... Memang apa yang bisa aku lakukan." Jawab Kenzo Aristide pasrah.
"Paman Aks, tolong jaga Dad." Bisik Raynand Sky yang langsung di jawab anggukkan oleh Aksel Regan yang memang sudah sangat hapal dengan kebiasaan Raynand Sky sebelum ayahnya berangkat kerja.
Bahkan Raynand Sky akan selalu mengucapkan kata itu jika mengetahui Ayahnya tengah melakukan satu pekerjaan yang juga melibatkan sekretarisnya, entah itu sekedar menemui klien ataupun meeting bersama dan rapat penting lainnya. Dan selama Trixie Viviane berada di samping ayahnya, perasaan Raynand Sky akan selalu gelisah.
Bayangan Claude Cavero dan Aksel Regan kini menghilang dari balik tembok, menyisahkan Briella Amora dan Kenzo Aristide yang kini saling menatap. Tatapan kekesalan dan marah dari Kenzo Aristide, namun tak bisa berbuat apapun. Tidak memegang kunci motor dan black card selama satu minggu sudah membuat Kenzo Aristide sangat menderita sebab tak bisa kemanapun. Dan ia tidak ingin menambah hukuman tersebut jika ketahuan berdebat dengan gadis yang kini terlihat sedang bercanda dengan kemenakannya.
"Aku pikir kau tidak mengetahui cara untuk tersenyum," Ucap Kenzo Aristide datar, menatap Briella Amora yang sekilas membalas tatapannya, namun kembali mengabaiknnya.
Aish sial, gadis ini benar-benar menyebalkan. Jika saja kak Suga tidak sedang menghukumku, batin Kenzo Aristide yang langsung beranjak dari duduknya saat usai meneguk air putih hingga tandas untuk menyejukkan tubuhnya yang mulai panas akibat rasa kesal. Bahkan Kenzo Aristide meletakan sendok dan garfu dengan sedikit keras di atas meja dan langsung melangkah pergi.
"Ada apa dengan uncle?" Tanya Raynand Sky melongo.
"Tidak apa apa, abaikan saja dia, uncle tuan muda memang seperti itu jika merasa kenyang," Balas Briella Amora tersenyum lebar.
"Baiklah, kita akan melakukan apa hari ini?" Tanya Briella Amora lagi, untuk mengalihkan perhatian Raynand Sky kepada pamannya yang saat ini tengah merajuk.
"Ray akan mengajak kakak untuk melihat perpustakaan mini Ray, di sana ada banyak buku bacaan, dan kita bisa membaca buku di taman samping sambil menunggu dad pulang," Balas Reynand Sky nampak antusias.
"Benarkah??! Apa tuan muda punya semua cerita dongeng?" Tanya Briella Amora beranjak dan mengikuti langkah kaki Raynand Sky menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.
"Benar, mom sangat suka membaca, begitu juga dengan dad, dan tiap malam mereka sering membacakan dongeng untuk Ray, maka dari itu Ray mengoleksi banyak buku bacaan. Kakak pasti suka." Balas Raynand Sky membuka pintu kamarnya yang nampak begitu kuas dan tentunya sangat mewah, dengan segala fasilitas lengkap di dalamnya, termasuk sebuah ruangan terpisah yang di dalamnya terdapat banyak buku bacaan yang tertata rapi di dalam lemari kaca.
Briella Amora memandangi koleksi buku buku tersebut dengan tatapan kagum, sekaligus berbinar, di dukung dengan suasana yang begitu nyaman, dengan dinding kaca hingga langsung mendapatkan cahaya langsung dari luar.
"Kakak menyukai apa?" Tanya Raynand Sky saat Briella Amora mulai memilih beberapa buku untuk mereka bawah ke taman samping seperti keinginan Raynand Sky.
"Kakak suka olahraga,"
"Seperti apa?" Tanya Raynand Sky penasaran.
"Muay Thai," Jawab Briella Amora yang membuat Raynand Sky semakin menganggumi pengasuhnya.
"Wuah kakak malaikat hebat, oh iya mulai hari ini Ray akan memanggil kakak dengan sebutan Guardian angel,"
"Why?" Tanya Briella Amora mulai menyusun beberapa buku pilihannya di atas meja,"
"Karena kakak adalah malaikat penjaga Ray mulai hari ini," Jawab Raynand Sky.
Untuk sesaat Briella Amora menghentikan aktifitasnya yang tengah menyusun beberapa buku, melangkah mendekati Raynand Sky yang tengah duduk di kursi, dan berlutut di sana sambil menggenggam telapak tangan Raynand Sky.
"Tapi kakak tidak pantas," Ucap Briella Amora yang membuat Raynand Sky mengernyit.
"Kenapa?"
"Sebab tuan muda sudah memiliki malaikat penjaga," Jawab Briella Amora tersenyum.
"Siapa?"
"She is your mom, dia adalah malaikat penjaga yang akan selalu menjaga tuan mudah selamanya," Jawab Briella Amora sambil mengusap lembut kepala Raynand Sky yang nampak berkaca.
"Kakak hanya bisa menemani tuan muda hingga sampai masa kontrak kakak berakhir, dan jika kakak tidak di sini lagi, kakak tidak akan bisa melindungi tuan muda lagi, berbeda dengan malaikat pelindung tuan muda di sana," Sambung Briella Amora dengan tangan yang menunjuk ke atas. "Malaikat penjaga tuan muda akan selalu berada di sisi tuan muda selamanya,"
"Benarkah? Apa my mom akan selalu menjaga Ray?"
"Of course, selamanya, malaikat penjaga itu selalu berada di sisi tuan muda, menemani, memeluk dan menjaga tuan muda dengan sayap lebarnya yang hangat dan kuat, jadi kakak minta, tuan muda jangan merasa bersedih, ataupun merasa sendiri, sebab malaikat penjaga itu selalu berada di dekat tuan muda," Sambung Briella Amora kembali tersenyum. Menarik nafas lega saat melihat anggukan dan senyuman dari Raynand Sky,
"Baiklah, waktunya ke taman, kakak sudah mendapatkan banyak buku di sini," Ucap Briella Amora beranjak dan langsung meraih beberapa buku yang sudah ia kumpulkan di atas meja untuk di peluknya, dan meraih tangan Raynand Sky untuk di genggamnya. Berjalan meninggalkan perpustakaan mini itu menuju keluar, tepatnya di halaman samping yang di penuhi rumput hujau, dua pohon maple yang rindang dan sebuah danau tenang yang benar-benar sangat memanjakan mata.
Briella Amora duduk di atas kursi sesudah meletakkan buku buku tersebut di atas meja, menikmati sesaat angin semilir yang langsung menyapa wajahnya yang kini tengah memejam, merasakan sejuknya suasana di taman hijau tersebut. Sebelum akhirnya kembali fokus kepada Raynand Sky, dan mulai membacakan buku cerita untuknya. Bahkan Raynand Sky sudah sangat menyukai cara Briella Amora membacakan dongeng tersebut. Sebab kedua tangan Briella Amora tak diam saja, bahkan terkadang gadis itu mempraktikan adegan yang terdapat di dalam cerita dongeng tersebut, termasuk menirukan suara hewan, dan cara berjalan mereka. Hingga cara berjalan seekor bebek sukses membuat Raynand Sky tertawa tak berhenti.
"Apa dia gila?" Ucap Kenzo Aristide melongo saat ia juga tak sengaja melihat kelakuan random Briella Amora. "Kasian, padahal ia masih sangat mudah," Sambung Kenzo Aristide menggeleng pelan dan memilih duduk di sebuah kursi panjang, gak jauh dari tempat Briella Amora dan Raynand Sky.
Memasang headphone di telinga dan mulai bermain game, meski kadang suara tawa Raynand Sky membuyarkan konsentrasinya.
* * * * *
Bersambung...