Dengan ekspresi wajah yang masam, Daffa kembali masuk ke kamar dan duduk di ujung tempat tidur.
Tangan nya merogoh saku celana dan mengambil benda pipih yang ia pakai untuk menghubungi kekasih nya.
Daffa masih belum menemukan tanda-tanda kalau Jelita sudah mengaktifkan ponsel nya. Semua pesan yang ia kirim tidak kunjung mendapat balasan.
Daffa mengacak-acak rambut nya yang gondrong kemudian melempar tubuh tinggi nya di atas kasur.
Mata nya terpejam dan mulut nya diam tanpa berucap apapun.
Rencana nya mengunjungi rumah sang kekasih kali ini gagal karena kehadiran Lolly yang beruntung nya bisa ia ketahui sebelum ia sendiri bertolak ke rumah Jelita.
Tak lama kemudian, ponsel nya berdering. Daffa segera mengangkat telepon yang entah dari siapa - ia belum melihat siapa yang menghubungi nya saat ini.
"Hallo?" Respon nya dengan cepat.
"Bro! Lo lagi ngapain? Sibuk gak?" Tanya seseorang di balik telepon tersebut.