Suara ponsel berbunyi di dalam kamar. Jelita masih saja melahap sarapan nya di meja makan.
"Nak.. telpon tuh!" kata Bu Maria sembari menghidangkan buah yang baru saja di potong nya.
"Nanti aja bunda, Jelita masih laper!" jawab gadis itu cuek.
"Awas dari Kevin loh..!"
Mendengar ibu nya menyebutkan nama Kevin, Jelita langsung beranjak pergi ke kamar nya untuk melihat handphone yang sudah berdering hampir lima kali itu.
dengan mulut yang masih penuh oleh makanan, Jelita membaca pelan-pelan pesan WhatsApp yang Kevin kirim ke ponsel nya.
"Sayang, ban mobil aku bocor nih! aku lupa kalo kemarin saldo ATM aku kosong, kepake buat servis motor aku yang merah itu, aku boleh minta tolong Transfer uang ke rekening aku gak? lima juta aja.."
Jelita melotot.
"Lima juta?" tanya nya dalam hati.
Belum juga ia membalas pesan itu, Kevin menelpon nya lagi.
"Sayang.. bisa kan? nanti aku ganti kok!" Tanya Kevin tanpa basa-basi.
"Kamu mogok dimana sayang? aku kesana ya.. Nanti sekalian aku bantu cariin montir nya" kata Jelita.
"Gak usah sayang, ini udah ada montir nya, tapi aku belum bayar" Kevin menjelaskan.
Jelita tidak bisa berbuat apa-apa, ia segera menutup telpon dan membuka M-banking di Handphone nya.
"Tabungan gue buat masuk Universitas nanti kepake lagi deh! tapi semoga aja Kevin beneran ganti.." Jelita menenangkan dirinya sendiri.
"Transfer berhasil!"
Jelita kembali menelpon Kevin untuk memberitahu bahwa ia sudah mengirim uang sesuai permintaan Kevin.
Namun nomor telpon Kevin sudah tidak aktif, Jelita berfikir mungkin kekasihnya itu kehabisan baterai.
Jelita menghabiskan hari libur nya dirumah, Kevin meminta izin akan bertanding boxing hari ini, tapi ia tidak mengajak Jelita untuk datang di acara tersebut.
Jelita berfikir mungkin performa Kevin tidak akan maksimal kalau ada kekasih nya di pertandingan.
Jelita keluar kamar dan melanjutkan sarapan nya.
***
Seperti biasa Daffa menemani Bi Marni belanja, mengenakan kaos polos dan celana jeans diatas lutut, lelaki muda itu menenteng tas belanjaan yang biasa dibawa ibu-ibu saat mau ke pasar.
"Nak Daffa, si Joko udah sembuh belum?" tanya bi Marni.
Daffa yang sudah mau beranjak masuk ke dalam mobil mewah itu tiba-tiba berhenti.
"Bibi mau naik si Joko?" tanya Daffa kembali.
Bi Marni mengangguk kegirangan. ia benar-benar tidak mau diajak naik mobil itu lagi.
"Semoga aja nanti cewek Daffa kaya bibi ya! , gak suka sama kemewahan ha ha.." cetus Daffa.
ia lalu mengeluarkan motor kesayangan nya itu dari dalam rumah kemudian pergi mengantar bi Marni ke pasar.
Sesampai nya di pasar, Daffa meminta izin untuk membeli sebuah Playstore ke dalam Mall yang berada sekitar lima belas meter dari pasar itu.
"Apa bibi mau belanja di Mall aja? biar sekalian.." ajak Daffa.
"Gak usah Nak, bibi gak suka belanja di Mall. gak bisa nawar hihi" jawab bi Marni.
Daffa memasuki sebuah mall yang biasa ia kunjungi saat ingin membeli barang-barang elektronik.
Minggu ini dia tidak ke toko bunga Jelita untuk membeli bunga mawar putih seperti biasanya.
"Ahh! Sial!.." Daffa lupa mengambil uang di dalam ATM nya.
ia lalu mencari tempat penarikan uang di dalam Mall tersebut.
"Daffa...!" sapa seorang wanita berambut pendek sebahu.
Mendengar seseorang memanggil namanya, Daffa celingukan mencari sumber suara tersebut.
"Hey!.." wanita itu menepuk pundak Daffa dari arah belakang.
"Mbak Kikan! wah.. kebetulan banget ketemu disini ! Mbak Kikan apa kabar?" cerocos Daffa pada perempuan yang usia nya sedikit lebih tua dari diri nya.
Perempuan bernama Kikan itu nampak menyambut ramah sapaan Daffa.
"Mbak sehat kok Daffa! gimana kabar kamu sama Nadya? sekarang kalian tinggal dimana?" tanya Kikan sambil mengelus bahu Daffa.
"Kami semua baik Mbak! sekarang kami tinggal sama bibi kami, gak jauh dari rumah yang dulu kok!" jawab Daffa.
perempuan itu tersenyum ramah.
"Mbak udah lama gak ketemu Nadya, boleh gak kalo Mbak minta nomor telpon kamu atau Nadya?"
Belum sempat membalas pertanyaan wanita itu, seorang lelaki berjalan menghampiri mereka berdua.
"Sayang, Aku udah selesai belanja nih! kita mau kemana lagi?" tanya lelaki itu.
"Eh! Daffa, Lo ngapain disini? pasti Anter majikan Lo belanja ya, gak mungkin kalo Lo mau belanja disini ha ha .."
"Bukan urusan Lo!" jawab Daffa ketus.
"Kevin sayang, ketemu teman sekelas kok begitu sih!" Kata Kikan pada kekasih simpanan nya itu.
"Hmmm udah biasa kok Mbak! disekolah juga dia begitu.. oh iya, kirain Mbak Kikan sama mas Edgar! tau sama dia males banget disini" jawab Daffa.
Kikan hanya tertawa melihat Daffa dan Kevin saling menatap sinis.
"Mbak Kikan Daffa duluan ya..!" pamit Daffa.
ia lalu melangkah pergi dari hadapan Kikan dan Kevin.
"Hati-hati Lo! ketemu mas Edgar bisa kencing dicelana!" Daffa membisik ke dekat telinga Kevin.
Kevin meremas tangan nya karna mendengar ucapan Daffa.
"Dasar Miskin! laga Lo! mau punya masalah sama gue!" hardik Kevin.
Kikan sudah biasa melihat pertengkaran mereka apalagi kalau mereka bertiga bertemu di club malam tempat kerja Daffa dulu saat masih menjadi seorang Valet.
"Kamu gak boleh begitu sayang! Daffa kan anak baik" Kata Kikan mengingatkan pacar brondong nya itu.
***
Esok hari nya, pukul 06.15 Daffa sudah nangkring di dalam kelas yang bahkan ketiga teman nya pun belum ada yang datang.
Jelita masuk ke dalam kelas, ia kaget melihat Daffa sudah berada lebih dulu didalam kelas nya.
"Daffa? ini beneran Lo? apa mata gue yang bermasalah ya?" tanya Jelita sambil sesekali membetulkan letak kacamata nya.
"Iya! mata Lo pindah ke ke jidat!" jawab Daffa ketus.
"Isshhh! itu mulut sembarangan banget!" jawab Jelita.
ia lalu menyimpan tas sekolah itu di tempat duduknya.
"Ada apa sama Lo? tumben masuk pagi?" Jelita menghampiri Daffa.
"Ya suka-suka gue dong!" lagi-lagi Daffa menjawab pertanyaan Jelita dengan cuek.
"Lo masih marah sama gue? ya udah gue minta maaf deh! elo sih! bikin gue emosi terus!"
Daffa malah bermain game yang ada di handphone nya.
"Lo bisa gak menghargai seorang wanita yang sedang meminta maaf dengan cara stop dulu main game nya! lagian Lo mau sekolah apa mau main game sih!" cerocos perempuan itu sedikit kesal.
"Lo bisa diem gak sih Ta? ganggu konsentrasi gue tau gak?" Daffa mengakhiri game di handphone nya.
"Cowok Lo mana? tumben Lo gak sama dia?" tanya Daffa mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Cowok gue lagi sakit! mungkin bekas kemaren waktu dia habis tanding boxing!"
"Hufftttttt....." Daffa menahan tawa nya kemudian malah disusul dengan tawa yang terbahak-bahak.
"Hahahaha... sejak kapan Kevin suka boxing? hmm..tanding boxing dimana dia? di kamar?" tanya Daffa sambil terus menertawakan ucapan Jelita.
"Emang ya! gue kalo ngomong sama elo bawaannya emosi terus!" ucap Jelita.
"Heh! tanding boxing dimana woi?" teriak Daffa pada Jelita yang beranjak pergi dari dalam kelas nya itu.
"Boxing sama mbak Kikan kali ya haha" gumam Daffa.