Chereads / Lelaki Bayaran dari Saudara Ku / Chapter 16 - Informasi

Chapter 16 - Informasi

Elisio baru saja mendarat di Swiss dengan pesawat pribadi miliknya. Untung saja ia tidak sesibuk biasanya, jadi ia masih bisa pergi ke Swiss untuk mengikuti kakak satu-satunya itu pergi.

Yeah walaupun Elisio tidak diajak. Tapi ia akan tetap mengikuti kakaknya, demi terwujudnya rencana Elisio.

"Sudah sore, hm...di mana Carlos sekarang?" ujar Elisio bermonolog.

Ia lalu memeriksa ponselnya dan menemukan pesan yang dikirimkan dari anak buahnya tersebut.

'Tuan, saya akan menemui anda untuk menyampaikan---"

"Tidak, saya yang akan langsung ke sana. Kau ada di mana sekarang?" tanya Elisio.

"Di Restoran Lovato Tuan," ujar bawahannya Elisio tersebut.

Tak ada balasan, Elisio langsung memutuskan panggilan selulernya.

Elisio dengan Mercedes Benz warna hitam kesayangannya langsung melesat menuju cafe yang dikatakan oleh orang suruhannya tersebut.

Singkat cerita, Elisio yang sudah sampai di sana langsung mendapat laporan dari orang suruhannya tersebut.

Alyosha adalah orang yang lihai, dan adiknya juga pasti begitu. Mereka juga sama-sama punya anak buah yang hebat, maka dari itu bila Alyosha menyuruh pengawalnya yang mengawasinya dari jauh. Maka Elisio juga punya tim Intel yang bisa bersandiwara bak aktor Hollywood, tak akan ada yang menyadari kalau Intel milik Elisio itu berada di sana dan sedang mengawasi Alyosha.

"Untungnya hanya obat perangsang yang saya temukan di sana," ujar orang suruhan Elisio tersebut.

"Astaga!" Elisio terlihat sangat kesal, namun ia langsung menutupi ekspresinya tersebut. "Lalu bagaimana keadaan Alyosha?"

"Tuan Alyosha, sepengatahuan saya langsung kembali ke mansion nya Tuan. Dia terlihat tidak nyaman, nampaknya itu adalah pengaruh dari obat tersebut," ujarnya.

Tak lama setelah itu, terdengar sebuah keributan. Nampak ada dua orang yang tengah diseret paksa oleh beberapa orang berpenampilan sangar. Tidak mungkin kalau terjadi perampokan di tempat seperti ini, itu bukanlah perampokan. Namun lebih mirip seperti penyergapan yang cukup kasar. Elisio bisa menebak apa yang tengah terjadi sekarang.

Elisio berdeham pelan, membuat keributan yang tadinya memekakkan telinga menjadi sunyi senyap seperti ruang tak berpenghuni. Bahkan Elisio sendiri bisa mendengar hembusan nafasnya sekarang.

Bila Alyosha adalah orang yang kasar, brutal, dan keras. Maka Elisio adalah orang yang lebih suka cara yang licin dan halus, tidak bersuara namun langsung pada sasarannya.

Beberapa orang yang menahan dua orang di restoran yang mendengar suara Elisio langsung bisa mengenali suara tersebut. Mereka yang paham akan isyarat dari Elisio langsung menyeret dua orang yang sudah nampak berantakan penampilannya karena disergap oleh pengawal Alyosha tersebut.

"Dua orang ini," ujar Elisio. Ia lalu mengeluarkan sebuah benda mirip pena lalu mengarahkannya ke mata dua orang tersebut.

Sebuah kilatan cahaya yang membuyarkan padangan mereka berdua mengejutkan pengunjung restoran yang lain. Rupanya Elisio sedang merekam pupil mata kedua orang itu untuk dikirim ke tim intelejen miliknya. Tentu saja sebagai orang yang punya perusahaan raksasa dan relasi politik, dia punya tim untuk menangani hal-hal seperti ini.

Hanya orang-orang awam yang tidak tahu seluk beluk kehidupan orang-orang seperti Elisio.

Yang orang ketahui biasanya hanya urusan perusahaan dengan berkas menumpuk dan kelicikan dalam menipu dan meraup untung.

Itu memang benar. Tapi jika yang kalian ketahui hanya itu, berarti posisi kalian masih berada dalam sebuah lembah terdalam. Kalian belum tahu apa-apa dalam urusan bisnis perusahaan raksasa seperti itu.

Lupakan pernyataan tadi, fokus pada jalan cerita.

"Aku tahu kalian adalah bawahannya Alyosha. Bawa dua orang ini, mereka akan menjadi sumber informasi untuk kedepannya," ujar Elisio.

"Baik Tuan," jawab bawahannya Alyosha dengan patuh.

Baik itu anak buah dari Alyosha ataupun anak buah dari Elisio saling mengenal satu sama lain. Mereka tahu betul saudara dari bos mereka, perintah dari saudara bos mereka kurang lebih mereka anggap juga seperti perintah bos mereka sendiri. Karena mereka tahu bagaimana dekatnya Alyosha dan Elisio.

"Hm, ke mansion ya?" gumam Lysander. Ia lalu keluar restoran dan menuju ke Mercedes-Benz miliknya.

Bunyi suara pintu mobil yang ditutup disusul dengan melajunya Mercedes-Benz hitam mewah menuju ke mansion megah di kota Zurich tersebut.

"Selamat datang Tuan Elisio," ujar seorang kepala pelayan yang merupakan seorang pria berusia lanjut. Beliau membungkukkan badan hormat pada Elisio. "Mari saya hantarkan Tuan."

Regard, kepala pelayan di Mansion itu, sudah bisa menerka maksud kedatangan Elisio ke mansion tersebut. Apalagi kalau bukan untuk menemui si pemilik mansion itu sendiri.

Selangkah demi selangkah mereka menyusuri bangunan megah berarsitektur kan gaya kerajaan Inggris kuno itu. Warna putih dengan ukiran yang rumit menghiasi bangunan tersebut. Entah kenapa Alyosha bisa berpikiran untuk membuat bangunan seperti itu di negara Swiss, dia memang punya pemikiran yang unik dan sulit ditebak.

'Akan jadi apa kamar tidurnya itu nanti?' batin Elisio dengan ekspresi yang tak dapat dijelaskan.

"Kita sudah sampai Tuan," ucap Regard. "Saya hanya bisa mengantarkan anda sampai di sini. Kalau ada sesuatu panggil saya. Saya akan langsung datang ke sini."

Elisio mengangguk pelan, tangannya membuka kenop pintu yang besar di hadapannya tersebut. Tak ada bunyi pintu yang berderit, tentu saja karena pintu itu selalu dirawat layaknya rumah mewah lainnya.

DUAGH

"Sialan kau dasar lelaki bajingan!"

DUAGH

"kau pantas mati. Hoo, lebih baik aku patahkan dulu aset masa depanmu itu agar kau hidup sebagai lelaki tak berguna seumur hidupmu."

Elisio menganga tak percaya, bukannya sebuah pemandangan romantis penuh dengan perlakuan lembut dan penuh kasih. Tapi yang ia lihat malah adegan kekerasan seperti ini. Dan Alyosha dengan santainya menghajar Ryou walau mereka berdua masih dalam keadaan tanpa busana.

"Alyosha," ucap Elisio pelan, menginterupsi kegiatan penuh kekerasan tersebut.

Ryou yang sudah babak belur hanya bisa terdiam sembari menatap Elisio, tubuhnya sudah terkulai lemas. Baru saja ia bangun, bahkan kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya, dan dirinya langsung dihajar dengan brutal oleh Alyosha.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Alyosha. "Ada urusan apa?"

"Tidak ada, hanya...ingin singgah ke sini. Karena kebetulan aku ada urusan bisnis juga di Swiss. Err... dan kenapa kau menghajar Ryou begitu?" tanya Elisio pura-pura tidak memahami keadaan.

Belum Alyosha menjawab perkataan Elisio, Elisio sudah berlalu menuju ke arah kasur Alyosha lalu menarik selimutnya dan melemparkannya ke arah kakaknya tersebut.

"Oke, tak perlu dijelaskan. Lebih baik kalian berdua bersihkan diri kalian," ucap Elisio dengan ekspresi tenang.

"Apa kau tidak marah? coba lihat bajingan tengik ini," ucap Alyosha penuh emosi sembari menarik rambut Ryou. Wajah Ryou yg lebam-lebam tersenyum bodoh di hadapan Elisio.

Elisio memasang ekspresi kasihan melihat Ryou. Ia lalu menatap Alyosha yang masih tersengal-sengal karena emosi.

"Ini ulah 'Plural'."

Mendengar kata 'Plural' membuat Alyosha teringat dengan sebuah sindikat kejahatan yang selama ini menjadi musuh bebuyutan Alyosha.

Plural adalah nama sindikat mafia yang selama ini menjadi saingan sekaligus musuh dari sindikat mafia milik Alyosha.