Ke khawatiran tetap meliputi isi kepalanya. Memikirkan bagaimana keadaan gadis yang ia siram kemarin.
Apakah itu keterlaluan atau tidak, sehingga gadis itu sakit. Pertanyaan itu kian menumpuk di kepalanya.
Ia menggigit jari jarinya, kemudian ia berusaha fokus pada buku yang dibacanya namun itu membuatnya gagal fokus terus menerus.
"Kak?" panggil Khaira dari meja makan, kemudian Serkan datang memenuhi panggilan adiknya itu.
"Yes!" jawab Serkan sembari berjalan menghampiri Khaira, kemudian duduk di sampingnya.
"Kakak telpon Mama Sarah, dia pasti rindu putranya," ujar Khaira.
"Iya tadi udah telpon, Mama lagi bebenah di rumah baru," jawab Serkan dan mengambil roti didepannya kemudian melapisinya dengan selai strawberry.
"Kakak pindah rumah?" tanya Khaira kaget, karena Serkan tidak pernah cerita.
"Iya, ke area Sweet resident," jawab Serkan, kemudian mengunyah roti yang ia masukan ke mulutnya.