Kemudian isak tangis terdengar, bulir air mata semakin membasahi wajah yang dayu karena menahan sedih.
Mulutnya mulai terbuka dan dan ia tampak sedikit memaksakan membuka mulutnya sedikit demi sedikit.
"Denzel tidak punya teman, dia melihat aku dipukul oleh Eza setiap dia melakukan satu kesalahan kecil, hal itu membuatnya enggak bersosialisasi," tangisan Selin mereda, tampak lebih menyayat dari sebelumnya.
Hari berganti, Denzel belum siuman juga! Selin tampak tidak menjauh sedikitpun dari putranya itu.
Khaira lesu sekali, ia terus terbayang dimana mobil menghantam mobil yang dikendarai Denzel, gadis itu sampai berteriak ketika pelajaran dan histeris, Serkan dengan cekatan menenangkan adiknya itu. "Dek, tidak apa-apa, Kakak disini," Serkan membawa adiknya itu kepelukan nya.
Khaira tampak menggenggam baju yang dikenakan Serkan, ia tampak ketakutan sekali. "Mau pulang sekarang, ok," lanjut Serkan.