Raga nya kaku ia tak bisa mengucapkan semua yang ingin ia katakan atas seluruh kerinduan nya.
Ia ingin menyentuh anak lelaki di depannya namun hanya lirihan yang terdengar dari mulut lelaki yang di panggilannya Ayah itu.
"Denzel, Nak!" Adi tampak kaget melihat putra kecilnya yang sudah ia anggap anak sendiri itu kini ada di hadapannya.
"Apa karena Ayah punya Khaira, dan ayah begitu mencintai ibunya, Ayah sampai melupakan aku yang bahkan selalu memikirkan anda?" ucapan Denzel seakan penuh emosi, Adi melihat sorot mata anak itu, walau sudah dewasa tampak mata yang sama seperti dulu kala.
"Tidak Denzel, Ayah ingat terus dengannya, bagaimanapun kamu tetap anak Ayah, jangan bicara seperti itu," Adi ingin memeluk Denzel, namun dengan cepat anak itu mengibaskan tangannya.