Setelah sekian lama berpikir dan dengan sejuta gundah di hatinya yang ia tahan. Kini ia menatap sang ibu.
Dengan harapan ucapannya tidak mengecewakan siapapun sekarang.
Khaira terdiam, "apa menurut Mama dia akan seperti surat yang di tulis Ayah? apa dia akan menyayangiku, aku hanya sempat bertemu dengannya saat kecil, itupun bukan ingatan yang bagus," jawab Khaira.
"Apapun nanti, dia tetap saudara se ayahmu, lagian Ayah kan yang minta kamu bertemu dengannya, dia juga di titipkan wasiat untuk menjaga kamu Adiknya, apa salahnya menemui dia lebih dulu," ucap Kania menasehati putrinya.
"Aku ingin menemui nya, apakah dia mirip denganku, atau di dirinya aku bisa melihat Ayahku," jawab Khaira lirih, membuat Kania terharu mendengar nya.
Hari berlalu cukup cepat, Khaira seperti biasa di antar oleh Adi sebari lewat kantor, gadis itu memang manja dan bahkan tidak mau membawa mobil sendiri, cerita tentang kecelakaan Adi membuat nya enggan mengemudi mobil.