Gesture tubuhnya yang tampak biasa saja namun membuat khawatir orang-orang di sekitarnya. Anak perempuan yang tidak mendapat kan kasih sayang dari Ayah kandung nya itu harus terpukul beberapa kali.
Ia ingin menyentuh Ayahnya lagi jika bisa, namun takdir berkata lain.
Kania tampak khawatir melihat putrinya, namun ia tetap pergi mengantar gadis itu.
Sesampainya di tempat peristirahatan itu, Khaira melihat satu batu nisan dengan gundukan rumput di atasnya, bertuliskan Danar pratama, nama Ayah yang diam-diam ia rindukan setiap malam.
Ia langkahkan kakinya mendekati batu bisan itu, hingga kakinya lemas dan tergeletak begitu saja di sampingnya. "Ayah, Khai datang," lirih Khaira mengelus batu nisan sang Ayah.
Sarah maupun Kania hanya memendam kesedihan mereka melihat pemandangan itu.
"Khai rindu sama Ayah selama ini, maaf karena Khai belum sempat manggil Ayah dengan sebutan Ayah Khai, tapi bagi Khai ayah tetap seorang Ayah dan cinta pertama ank perempuannya," lirih Khaira.