Dalam keadaan hatinya yang gundah ia tidak bergerak sama sekali karena bertanggung jawab.
Walau pikirannya terus berhamburan ia tetap di sana.
Ia menghabiskan waktunya di Rumah Sakit, bagaimanapun ia merasa bersalah pada putranya, Serkan bahkan belum menunjukan kemajuan sama sekali.
Sarah bahkan sampai tidak mengurus dirinya karena khawatir pada putranya.
Pak Pratama sudah dua hari selalu bangun sangat pagi, rupanya karena Khaira juga bangun pagi! Ia membawa cucu perempuannya itu berkeliling komplek, lari pagi.
Dan Hari ini Khaira di ajaknya pergi melihat Kakeknya bermain golf. Pak Pratama rupanya memesankan baju untuk Khaira pakai, Kania tidak ikut karena ia tidak nyaman jika nanti bertemu kolega pak Pratama, walau ia harus melepaskan anaknya pergi tanpa dia untuk pertama kalinya. Mau bagaimana lagi, pak Pratama memang berhak atas Khaira karena ia Kakeknya.