Suasana yang sedikit membingungkan itu membuatnya sedikit panas sekali, ia juga tak bisa berbuat apa-apa karena masih mencerna.
Mata Khaira terbelalak langsung menanyakan kondisi Denzel. "Kenapa berteriak, ada apa?" Khaira dengan napas yang memburunya hanya menanyakan keadaan Denzel, ia tak mempedulikan tangannya yang terluka.
Denzel tertawa melihat wajah Khaira yang cocok sekali mendalami peran panik, "kenapa malah tertawa?" Khaira tersadar akan becandaan Denzel.
"Aku hanya mengujimu suster pribadiku!" ucap Denzel.
Wajah Khaira berubah mengkerut, kemudian Denzel tersadar goresan di tangan Khaira yang membuat kulit gadis itu terkelupas.
"Tanganmu?" tanya Denzel, menunjuk luka di tangan Khaira.
"Ah, itu!" ia menunjuk handle pintu.
"Barusan?" tanya Denzel lagi.
"Iya, tapi tidak apa-apa!" jawab Khaira.
Denzel merasa bersalah akan itu. "Cepat obati sebelum infeksi, ambil kotak obat disitu," Denzel menunjuk laci obat disamping tempat tidurnya.
