Ucapan nya memang mudah di cerna dan masuk akal juga menenangkan tentu saja. Ia bangga melihat kemajuan yang sangat bagus pada gadis itu dalam cara bicaranya dengan pembawaan bagus.
Ia tersenyum melihat Adiknya berbicara seperti orang dewasa. Kemudian Khaira membaringkan tubuhnya yang letih itu di sofa, dan langsung memejamkan matanya, sementara Serkan berkeliling melihat perpustakaan milik almarhum ayahnya di ujung jendela super besar apartemen itu.
Ia teringat wajah sang Ayah yang setiap pagi akan duduk di kursi ujung membaca sebuah buku, kemudian Serkan kembali duduk di kursi, tepat di samping Khaira yang tertidur.
Ia menatap wajah cantik adiknya itu. "Aku akan menjaga kamu, kamu harus bahagia, Ayah menginginkan itu Khai, jangan pernah menangis lagi, aku tidak akan membiarkan adikku menangis lagi," lirih Serkan, kemudian merapikan rambut Khaira yang menutupi wajahnya.
