Ia langsung masuk ke dalam karena mengira tak ada tamu di rumah sang Ayah. Ia kemudian mengedarkan pandangannya.
Damar memang rutin datang ke sana setiap saat libur, Sarah juga walau pak Pratama tak menyukainya.
Tatapan Damar tertuju pada gadis kecil yang kini menatapnya. Ia seperti sedang berkaca. Gadis itu seperti fotocopy an dirinya. "Ayah siapa anak ini?"
"Ayah macam apa yang tak mengenali putrinya," jawab pak Pratama.
Khaira mengerjakan matanya, ia mendengarkan ucapan laki-laki yang berdiri didepannya.
Kania keluar dari kamar, ia terkejut begitu melihat Damar ada disana. "Mama," Khaira berlari memeluk ibunya.
"Kania," ucap Damar, ia menatap perempuan yang masih menjadi istrinya itu, walau sudah 7 tahun tak bertemu tidak ada talak di antara mereka.
Kania hanya diam tak menjawab. "Pergilah dari sini, jangan mengganggu waktu ku dengan cucuku," perintah pak Pratama.