Akhirnya keputusan sulit harus di ambil. Memulai kehidupan di sebuah kota yang asing.
Hari berganti, Kania yang memutuskan tinggal di luar Jakarta harus melakukan segalanya sendirian, ia kemudian menjemur tubuh putri kecilnya itu di teras rumah. Beberapa tetangga ada yang melihatnya, dan tersenyum ramah.
"Noona, kamu dimana?" panggil Dimas.
"Di depan menjemur Khaira," jawab Kania.
Para tetangga itu berkumpul di depan rumahnya, karena saat itu ada pedagang sayur. "Mbak pindah kesini baru-baru ini ya?" tanya ibu-ibu paruh baya, berbaju daster ala-ala ibu rumahan yang siap memasak.
"Iya Bu, nama saya..." Kania berhenti memikirkan namanya yang bisa saja diketahui mereka di televisi.
"Noona, nama saya Noona!" Lanjut Kania.
"Oh, mbok namanya Noona, cantik sesuai namanya!" Timpal ibu-ibu penjual sayur.
"Umur berapa bayinya?"
"3 Minggu Bu,"
"Anak pertama ya?"
"Iya,"