Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil keputusan yang cukup sulit, walau berusaha tegar dan tetap harus melakukan.
Perasaan nya sangat bimbang, namun begitu sakit begitu memikirkan kembali kebohongan yang di lakukan suaminya itu. Rasa nyeri yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Dia semakin yakin bahwa Damar tidak mempedulikan dia dan Khaira lagi, Damar hanya mempedulikan putra nya.
"Kenapa kak?" tanya Dimas melihat air wajah Kania berubah.
"Kakak yakin pergi, ayo kita lupakan tentang kota besar ini!" Lirih Kania yakin.
Adi mendengar Kania akan pulang, ia datang ke Rumah Sakit untuk mengucapkan selamat, karena ia tidak jadi menemuinya waktu itu.
Namun Kania keburu memasuki mobil bersama Damar, Adi kemudian mengikuti mobil yang tumpangi Kania, "mengapa Kania tidak memakai mobil Damar," pikir Adi, melihat gadis itu menaiki sebuah mobil taksi airport.