Sungguh perasaan nya kalang kabut tak mengerti dan harus menjelaskan kepada adiknya seperti apa karena ia juga belum bisa mencerna pikiran dan perasaannya.
Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, "Kakak melihat kak Damar di lantai 3...," ucapannya tertahan.
"Kenapa kakak kelantai 3?" suara Dimas kini meninggi di depan Kakaknya.
Kania hampir tersentak, laku menatap Dimas, ia mendapatkan sorot mata yang penuh kemarahan, seolah adiknya itu sedang menutupi sesuatu.
"Apa kamu tau?" Kania mengharap jawaban.
Dimas mengepalkan tangannya, ia memeluk Kakaknya itu! Kania tau jawaban Dimas, ia menumpahkan segala keluh kesahnya itu pada Adiknya.
Dimas membiarkan Kania meraung.
Adi masuk dari pintu yang setengah terbuka itu, ia mendapatkan Kania yang sedang terduduk di lantai dipeluk Dimas. Tatapannya langsung pada Dimas, anak laki-laki itu menggeleng ke arah Adi.
Adi langsung mengerti yang di maksud Dimas, dimana Kania mengetahui tentang Damar.