Ia kini tak bisa mengambil keputusan ia juga kebingungan dengan sendirinya karena dua pilihan itu akan memberatkan nya suatu hari nanti ada wanita yang tidak ingin kehilangan anaknya juga dirinya dan ada satu wanita yang sangat ingin ia pertahankan namun ia tidak mungkin meninggalkan salah satu anaknya.
Langkah Damar kaku, ada perasaan bersalah pada kedua perempuan di depannya. "Papa segera kembali sayang," jawab Damar, kemudian berlalu.
Dimas berpapasan dengan Damar didepan pintu Kania, Dimas hanya menatap Damar dengan ujung mata! Jangankan berbicara melihat wajahnya saja sudah membuat laki-laki itu kesal.
Dimas kemudian memasuki kamar Kania, melihat Kakaknya yang sedang menimang Khaira.
"Dek, sudah makan?" tanya Kania, melihat adiknya berjalan sangat lemah.
"Sudah," jawab Dimas singkat, padahal ia tidak memasukan apapun selain minum ke mulutnya.
Dimas duduk di tepi ranjang,"Kak, apa kakak menyayangi kak Damar?" tanya Dimas.