Tatapan matanya seperti elang walau sebenarnya ia seperti duduk di meja kerja, diam diam matanya seperti siap menerkam memperhatikan pasangan itu.
Entah angin dari mana, Damar sangat tidak suka jika keduanya memegang ponsel yang sama dan saling mengirimkan pesan,terlihat dari wajahnya jika itu berisi pesan mereka.
Kania, apa kamu memacarinya? tanya Damar" menunjuk Adi.
Kania terdiam, tangannya yang sedang mengumpulkan berkas, kini sedikit gemetar, untunglah Adi datang, "iya dia kekasihku, kenapa."
Adi hampir kehilangan kesadaran, Damar terdiam dan menatap gadis itu. "Sejak kapan? sejak bersamaku?" tanya Damar lagi.
"Tidak, baru saja." Kania menjawab lirih, bagaimanapun ia juga tahu bahwa ini tidak benar.
Namun Kania tidak bisa membodohi perasaannya dan langsung berkomitmen dwngan Asi.
"Maaf kan aku Damar, aku harap kita akan bekerja profesional dikantor dan tidak membahas hal lain," Kania menegaskan kata-katanya.
Damar menatap keduanya bergantian,