Ia sudah berusaha mengatakan tapi tak ada pengertian sama sekali. Sudah cukup rasanya mengutarakan apapun di depan lelakinya itu.
Keduanya mematung, Kania yang berusaha menahan emosinya, karena tidak mungkin membuat Damar akan mengerti dengan apapun yang ia utarakan.
"Aku pulang dulu, kita bisa belajar berjalan lain kali! Aku pergi," lirih Kania, kemudian membalikan tubuhnya! Berjalan meninggalkan Damar.
Damar yang sedari tadi menundukan kepalanya, kini mengangkat wajahnya melihat Kania yang beranjak menjauh dan hilang dibalik pintu Apartemennya. Ia juga gak berniat mengejar entah gengsi atau memang kemarahannya yang sudah di balut di dalam hati.
Kania menata moodnya sampai di rumah Adi, berusaha menahan diri untuk tidak banyak berbicara. Adi rupanya sedang makan bersama Dimas.