Hampir 5 kilometer mereka berjalan di cuaca yang panas ini.
Hari semakin siang, matahari sudah terasa membakar atas kepala Kania dan Dimas, mereka tidak punya sanak saudara lagi.
Sesekali Kania mengecek ponselnya, namun memang sama sekali tidak memiliki teman dekat. Sampai akhirnya Kania pingsan karena kelelahan, Dimas kaget bukan main.
Warga berkerumun disana, dan membantu Dimas menghubungi ambulance.
Begitu membuka mata, Kania masih merasa pening sekali, ia Melik Dimas disampingnya. "Kak, kakak udah baikan?" tanya Dimas penuh khawatir.
Kania susah payah mengangguk. "Kan, kamu udah enggak apa-apa?" suara seorang lelaki menanyai Kania.
Kini gadis itu menoleh kearah sumber suara. "Adi? kok kamu bisa disini?" Kania mengenali orang itu.
"Tadi aku telpon Dimas, karena aku memang wali kelasnya juga dan menanyai kenapa dia enggak masuk, Dimas memberitahu ku kamu disini!"
"Maaf jadi merepotkan Di, kamu boleh pulang Di, makasih ya?"
"Lalu kamu mau kemana?" tanya Adi.