Ia seperti lemah dan hanya berdiam diri atau mungkin bingung menyergap dirinya kini.
Gadis itu tidak menjawab, juga tidak menarik tangannya yang dipegang kuat-kuat oleh lelaki itu kini.
"Pernahkah kamu menganggap ku sebagai lelaki?" ia menundukkan kepalanya, airmata nya menetes dengan pasti.
"Tentu, aku pernah memberikan kepercayaanku seutuhnya terhadapmu, tapi maafkan aku," ucap Khaira tersengal karena tangisnya. "aku kini mencintai lelaki lain, dengannya aku merasa berarti, dia tidak pernah pergi meskipun aku jelas-jelas aku memperlakukannya dengan tidak baik."
Denzel mengangguk. "Aditya adalah lelaki yang baik, dia pantas mendapatkan mu. Maafkan keegoisanku yang malah membuatmu bingung memutuskan" Lirih Denzel.
"Terimakasih Mas." Khaira menangis tetapi lukanya yang menganga kini mulai menutup, karena perasaan leganya.