Marwah menjelaskan kembali tentang apa yang dilihatnya.
Aku mengikutinya, dia memasuki salah satu ruangan! Ia di sana dia menggendong seorang bayi serta mencium wanita di depannya," lirih nya.
Haikal membelalakan matanya, menanti lanjutan dari ucapan Haikal.
"Lalu aku menelponnya untuk memberitahu kak Sera akan melahirkan, aku bertanya dia dimana, namun jawabannya ia bilang sedang di luar kota melakukan pekerjaan," Marwah terduduk di kursi, ia meremas ujung kursi yang keras itu.
Haikal tak percaya, ia berusaha mencerna ucapan Marwah. "Apa maksudmu Marwah?" Ia menegaskan, menyuruh marwah menjelaskan semua ucapan yang ia dengar seperti omong kosong.
"Kak Damar memiliki wanita lain dibelakang kak Kania, bagaimana aku harus menghadapi Kakakku, sementara aku tau suaminya seperti itu dibelakangnya," Dimas tampak seperti akan meledak, anak lelaki yang biasa tenang itu tampak rapuh.