Jam sebelas siang di apartemen Morvin. Lelaki itu baru saja keluar dari kamar mandi setelah pertarungan panjangnya dengan Celline. Sudah habis dua ronde, lalu lelaki itu terkapar sebentar kemudian tidur sampai jam sebelas siang.
Ponselnya sejak tadi berdering, Indah menghubunginya karena sudah ada beberapa pasien yang menanyakan jadwal praktik Morvin saat ini.
Celline masuk ke dalam kamar. Mengenakan daster setinggi lutut. Membuat Morvin sontak menoleh.
"Jangan keluar pakai baju itu ya," ucap Morvin. Membuat Celline tersenyum.
"Indah telepon kamu dari tadi, aku udah angkat bilang kamu tidur dia gelisah banget."
Tawa Morvin berderai.
"Kasihan dia, pasti udah banyak yang tanya."
"Kamu sih, gak bilang dari semalam."
Celline terkekeh.
"Aku berangkat dulu deh kalo gitu, nanti aku usahain pulang cepet." Morvin meraih tengkuk leher Celline, dikecupnya singkat bibir itu. sengaja, agar dia tidak menginginkan jatah lagi.
**
