"Kok, bisa ya kita kecolongan? Padahal proses quality control sudah dilakukan seperti biasa sebelum produk dilepas ke pasar."
Rais mendengkus heran di sofa dengan punggung tersandar. Selepas kepergian ayah dan ibunya, dia mulai uring-uringan memikirkan produk yang harus segera ditarik. Perintah penarikan sudah disebar melalui email dan sebagian sedang dalam pengerjaan.
Pertemuan dengan Willy yang menghabiskan waktu hampir dua jam itu, belum kuketahui apa topik pembahasan mereka. Kepergian Willy pada jam makan siang, membuatku bernapas lega karena tidak bertatap muka dengannya, setelah kembali dari pantry.
Bagai seseorang yang baru saja kehilangan sosok terkasih, dia berjalan gontai sekembalinya dari makan siang bersama ayah dan ibunya. Dia tampak lesu. Semangatnya lenyap dibawa arus kecemasan.
Masih dalam posisi yang sama, kepalanya kini mendongak menerawang bebas. Tampilannya tampak lusuh meski tidak kentara. Dia termenung dengan mata yang sesekali terpejam.