Selesai meeting yang hampir memakan waktu dua jam, aku bergegas menyelesaikan pekerjaanku yang sejak pagi belum tersentuh. Mengatur ulang semua kegiatan Rais dan temu janji dengan para rekan bisnis. Termasuk jadwal kunjungan yayasan dan sosial.
Laporan pagi ini mengenai saham Peramedina tidak cukup baik. Harganya turun beberapa poin. Rais tidak mencemaskannya, karena masih ada simpanan untuk dijadikan tambahan modal. Kondisi keuarngan perusahaan juga tidak mengkhawatirkan sama sekali.
Urusan keuangan yang menjadi rahasia perusahaan –hanya pihak manajerial ke atas yang boleh tahu sebelum dikeluarkan ke publik dalam bentuk laporan keuangan akuntansi, aku pun mengetahuinya. Sejauh itukah ruang lingkup yang bisa kurambah?
Entahlah. Tapi, bukan karena aku yang menempel pada Rais, melainkan dia yang menyeretku membaca setiap laporan saham dan keuangan dari pihak finance.