"Jadi, tujuan Bapak ke sini buat apa, Pak?"
"Ketemu kamu!"
Dia menjawab dengan santai sambil mengemut es krim gerobak yang belum lama datang. Tindakannya tidak mencerminkan niatnya yang berpakaian olahraga. Kami duduk di trotoar lapangan menghadap matahari. Hangat sekali rasanya ketika terbalut kabut dingin. Tapi, dia kenapa malah makan es krim?
Sebagian diriku terasa hangat dan melambung. Sebagian lainnya menolak. Bagaimana memastikannya?
Tiga puluh menit kami sudah duduk di sini. Berbincang banyak hal ringan dengan degup jantung tidak menentu. Terselip rasa malu di hati. Apalagi kami dilihatin pengunjung lapangan ini. Bukan mengarah kepada kami berdua, melainkan dirinya yang menjadi pemandangan tersendiri.
Donatku tinggal sepotong. Dia sudah memakan satu donatku yang bertopping cokelat kacang. Aku tahu dia lapar, sempat mengajakku ke ujung lapangan ke deretan lapak bertenda untuk makan lontong atau siomay. Hah, benar-benar pasangan olahraga yang tidak menyehatkan.