Lalu, apakah pertemuan ini juga akan diceritakan pada anaknya?
Setelah pulang dari bengkel mengisi oli, Rais menghubungiku untuk menemuinya di kafe besok siang. Permintaan itu terpaksa kutolak. Aku sudah punya janji dengan Noni dan kawan-kawan, menghabiskan akhir pekan berkumpul bersama. Tapi, dia tetap saja ngotot tak ubahnya mengurus pekerjaan kantor yang tidak ada habisnya.
Mau apa dia memintaku menemuinya? Yang pasti bukan urusan kantor. Tapi, urusan Willy? Mungkin saja. Aku mengambil sedikit waktu untuk berpikir keputusan apa yang harus kuambil. Membatalkan janji secara mendadak juga tidak baik, hanya demi pergi memenuhi permintaan atasan yang tidak ada kaitannya dengan urusan kantor. Menolak permintaannya juga tetap dia akan terus memaksa.