Setelah berbulan-bulan mengenalnya, berinteraksi dengannya, saling mendengar, saling menguatkan, saling memberi solusi, meski sebatas rekan kerja berstatus bos dan karyawan, hubungan kami memang lebih dari itu. Yah, lebih dari kedekatan ikatan kerja. Kami berteman. Hubungan kami pertemanan yang asyik –mungkin bisa kukatakan demikian.
Bukankah semuanya nyata? Bahwa semua yang dikatakannya bukanlah ilusi? Penuturannya, curahan hatinya, peringatannya, nasehatnya, pendengarannya, semua adalah kenyataan. Bukan halusinasi yang terjadi sepanjang tidur malam. Tatapan matanya, belaiannya, senyumnya, kemarahannya, lirikannya, semua bukan omong kosong.
Tapi, apa yang telingaku dengar kemarin?
Itu sungguh di luar perkiraan, membuatku bungkam seribu bahasa. Terus terngiang-ngiang di telingaku, terus berputar di benakku, tidak mau berhenti. Sampai mataku tidak bisa terpejam dengan tenang. Mungkinkah itu?