"Makasih, Pak, udah nganterin saya," ucapku sesaat setelah dia menginjak rem.
Aku melepas sabuk pengaman, melonggarkan kunci, dan membuka pintu. Sampai aku keluar dan menutup pintu, aku tidak mendengar apa pun darinya. Sekadar deheman juga tidak. Sepanjang jalan juga tidak bicara apa-apa. Cuma musik dari mp3 mobilnya. Aneh sekali dia kali ini.
'Apa dia mencret, ya? Kan, tadi katanya mules.'
Kupikir aku berdiri di sini mengantarnya pergi sebagai sopan santun, nyatanya mobilnya masih di tempat. Mesinnya juga tidak dimatikan. Ada apa dengannya? Tidak, bukan begitu. Tapi begini.
Ada apa dengan Rais?
Ada apa denganmu?
Yah, yang atas seperti lirik dan judul lagu dari soundtrack film yang berjudul sama dengan lagunya –ketika aku SMA. Yang di bawah lirik lagu band yang nama bandnya dari tokoh kartun pahlawan remaja yang melawan perompak.
"Kenapa, Pak? Ada yang kelupaan atau …?" tanyaku setelah membuka pintu kembali. Ternyata dia sedang sibuk dengan ponsel.
Oh, begitu. Baiklah.