Sepulang dari rumah Rais tempo hari mengambil motor, aku kembali bertengkar hebat dengan ibuku. Buku-buku yang tertata rapi, suara pemberitahuan dari loudspeaker, suara musik yang bergantian semua genre dan negara, mengiringi perjalananku melihat-lihat di toko buku terbesar di kotaku. Mencari buku tapi tidak tahu buku apa yang kucari.
Aku mencari buku yang menarik dan menenggelamkan diri dalam untaian kata-kata yang ditulis si penulis.
Semua buku sangat menarik di mataku. Hingga aku berhenti di satu buku tentang jenis-jenis phobia. Bersama satu buku tentang politik, keduanya kubawa ke bagian belakang ruangan tersebut. Aku memilih bangku yang lebih dulu diduduki dua orang gadis muda. Di samping mereka ada buku-buku yang –mungkin pilihan pengunjung lain lalu ditinggalkan begitu saja.