Aku berdiam sejenak menguping pembicaraan sebelum menggeser kepala kembali ke kiri. Dia mengusap kepalaku pelan seperti sedang membelai kekasihnya atau anaknya. Aku mencuri-curi lirik sebelum benar-benar membuka mata. Dia duduk santai dengan bersandar di sofa, miring seperti dijatuhkan ke arahku.
(Ya, ok, ok, abis makan siang. Sampai nanti).
Dia memutus sambungan telepon. Aku menutup kembali mata. Aku harus beracting bagus supaya tidak ketahuan. Jari-jarinya masih mengelus kepalaku. Lalu, satu jarinya turun ke pipi dekat telinga.
"Kamu tuh nggak sakit, cuman kelewat banyak pikiran."
Deg.
Ingin sekali aku membuka mata dan melototinya, sayangnya otak, mata, dan hati tidak terkoordinasi dengan baik. Aku mendengar dia terkekeh kecil.
"Dasar judes. Kalo ngomong nggak mau kalah. Cepat sembuh, ya. Bantuin aku rapat nanti," ucapnya pelan. Lalu dia pergi.
Apa sih maksudnya?