Salsha menelan salivanya susah payah. Perkataan Aldi begitu menyakitkan untuk ia dengar, tetapi bukannya impas Salsha juga mengatakan hal yang kepada Aldi.
"Tapi nggak papa, mungkin tadi lo gugup, 'kan?" tanya Salsha. Aldi terdiam. Suasana seakan canggung untuk mereka berdua. "Masih ada babak kedua. Semoga lo bisa tampilin yang terbaik buat sekolah kita," Salsha buru-buru menyela ucapannya. "Sekolah lo sementara maksudnya."
Aldi masih terdiam. Ia menyedekapkan tangannya di depan dada. Karena tidak tahu harus melakukan apa lagi karena Aldi pun sepertinya tidak mau berbicara kepadanya.
Salsha maju, memegang tangan Aldi dan mengangkatkan ke atas. Jemari-jemari Aldi ia kepal. "Semangat!" seru Salsha dengan senyum tipisnya. "Pokoknya gue mau dengar dari orang-orang kalo lo mainnya bagus. Lo yang bikin sekolah kita jadi juara. Semangat Aldi!"