Farel hanya diam saja medengarkan ucapan Salsha itu. Wajar saja jika Salsha berkata demikian kepadanya. Farel memang tahu jika ini salahnya. Ia yang menyebabkan Salsha membenci dirinya.
"Nggak usah banyak gaya lo," kata Dinda muak melihat sikap sok baik yang Salsha tunjukkan. "Nggak usah sok menjadi orang yang paling tersakiti disini. Nggak usah playing victim. Gue lebih muak sama lo!"
"Salah gue sebenarnya sama lo apa, Din? Kenapa lo bisa ngelakuin ini sama gue. Kalo lo bocorin masalah perjodohan gue sama anak anak, gue bisa maklum. Tapi kalo lo sampe kepikiran buat ngeluarin gue dari sekolah, lo udah sangat keterlaluan." Salsha kembali menatap Dinda dan berbicara dengan nada pelan. Salsha tidak ingin mengutamakan emosinya dan membuat keadaan semakin memanas. Salsha tahu, jika api di tambah dengan api, maka api itu akan semakin membesar. Jadi sekarang Salsha ingin menjadi air dan menyejukkan Dinda yang sedang di selimuti oleh api.