Di resto, Naufal tengah sibuk bekerja. Saat itu, ia kedatangan Nai, dan mereka sedang berdiskusi mengenai pekerjaan. Nai juga memberi trik agar Kabir bisa mulai mencintai Yoona. Jadi, Nai ini meski sahabat Naufal, dirinya tetap tidak akan jatuh cinta dengan Naufal. Sebab, persahabatan yang Nai berikan kepada Naufal juga suatu ketulusan.
"Apa, sih!" kesal Naufal mendengar Nai sok pintar memberinya nasihat. "Lha wong kamu sendiri saja … jomblo, sok mau ngajarin aku pula!" sambungnya.
"Astaga, please deh, Naufal. Jangan bawa-bawa kata jomblo di pembicaraan kita saat ini. Ini buku sengaja aku pesan dari Indonesia Cuma buat kamu. Jadi, baca dan pahami dengan baik, oke? No protes!" Nai memberikan sebuah buku bersampul gambar tangan menggenggam hati.
Buku itu adalah, buku tentang percintaan antara seorang pria dewasa mencintai gadis muda yang sangat romantis. Membuat Naufal tertawa di buatnya.
"Mengejar cinta gadis ABG? Yang benar saja, geli ah!" kata Naufal setelah membaca judulnya.
"Gwenchana. Baiknya kamu baca dulu, Naufal. Nanti, jika kamu sudah paham, baru kamu praktik, dah!" goda Nai dengan menggerakkan alisnya naik turun.
"Ck, baiklah. Aku terima dan akan aku pelajari juga. Terima kasih, ya, aku akan berusaha bisa membuka hati untuk, Yoona." ucap Naufal terus membolak-balik buku tersebut.
Naufal hanya ingin membuka hati. Dengan seperti itu, dirinya juga berharap hidupnya akan jauh lebih mudah dan ikhlas menerima pernikahan tersebut.
--------
Di kampus, ketika Tae dan Arnold ingin mengantar Yoona pulang, mereka melihat ada Naufal uang sudah menunggu. Yoona terkejut, merasa tidak percaya jika suaminya serius menjemputnya. Merasa bahagia, Yoona berlari ke arah Naufal dan langsung tersenyum sumringah kepadanya.
"Siapa laki-laki itu?" tanya Arnold kepada Tae.
"Em ... bukan siapa-siapa, Oppa. Yang aku tau, dia hanya wali dari Yoona saja. Iya, hanya itu dan tidak lebih," jawab Tae gugup.
"Oh, yang waktu itu, 'kan? Saat itu, dia tiba-tiba menggendong Yoona saat di ruang kesehatan. Aku rasa hubungan mereka lebih dari itu?" ujar Arnold.
Tae sengaja membohongi kakak sepupunya itu, agar dia mau mengejar cinta Yoona. Hanya yang ia lakukan demi Yoona. Tapi, apa yang dilakukannya hanya akan membuat Ae Ri membenci Yoona, karena Arnold selalu mendekatinya.
Sementara itu, Yoona terlihat sangat bahagia sekaligus kurang percaya jika suaminya menjemputnya di kampus.
"Assallamu'alaikum, Kak Naufal jemput aku?" sapa Yoona.
"Waalaikumsallam, pulang?" ajak Naufal.
"Kemana aja boleh, hehe. Apa ini benar Kak Naufal yang jemput aku? Bukan bayangannya, atau khayalan aku saja?" Yoona masih saja tidak percaya. Menatap suaminya dengan senyum manja.
"Masuk!" ucap Naufal sambil mengetuk kening istrinya.
Tak hanya menjemput saja, bahkan Naufal juga membukakan pintu untuk Yoona. Belum lagi, di dalam mobil, Naufal juga memberikan sebotol air mineral untuk istri kecilnya itu. Sepanjang perjalanan, tatapan Yoona kepada Naufal tidak pernah berpaling. Yoona heran dengan tingkah suaminya itu yang tiba-tiba menjadi baik.
"Kak, kamu mau ke resto lagi?" tanya Yoona memecah keheningan.
"Kalau kamu mau kemana?" Naufal malah balik bertanya.
"Em, di rumah aja lah. Tapi kalau Kakak mau ke resto, aku boleh ikut nggak? Jujur, aku juga bosen jika di rumah sendirian, kak," ungkap Yoona malu-malu.
"Kalau begitu, aku akan menemani di rumah, bagaimana? Kita akan cerita banyak hal seperti dulu lagi, mau?" usul Naufal.
Yoona mengangguk pelan sembari menatap suaminya. Dirinya benar-benar terbang saat itu, tidak menyangka jika suaminya yang seperti gunung es itu akan menemaninya di rumah.
Seperti yang sudah terjadi, begitu sampai di Korea, Naufal selalu menyibukkan diri dengan usaha keluarganya. Baru saat itu, Yoona merasa di perhatikan oleh suaminya setelah empat bulan menikah.
****
Sesampainya di rumah, Yoona dengan semangat langsung membuatkan jus lemon untuk sang suami yang kala itu juga langsung duduk di ruang tamu. Usai membuat jus lemon, Yoona pun menghampirinya.
"Ini kak minumnya," ucapnya memberikan jus lemon buatannya.
"Em, aku boleh duduk di samping, kakak, nggak?" Yoona sampai meminta izin terlebih dahulu untuk duduk di samping suaminya sendiri.
Sebab, terakhir kali dirinya duduk di samping suaminya, Naufal ini langsung marah sekali dengannya. Tak ingin terjadi yang kedua kali, Yoona selalu duduk sendirian kala di rumah. Benar-benar seperti dia orang asing tinggal dalam rumah.
"Boleh dong, sini duduk! Sekalian kita cerita-cerita," ucap Naufal dengan senyuman.
"Beneran, kak? Ini sebuah keajaiban Illahi loh!" seru Yoona belum percaya.
"Baik, aku berubah pikiran!" goda Naufal.
"Ah, jangan dong, Kak. Aku mau duduk di situ, oke?" dengan semangat, Yoona langsung duduk di samping Kabir.
Serasa seperti suami istri sungguhan dalam benak Yoona. Selama menikah Naufal selalu jaga jarak dengannya. Hari itu, kesempatan langka bagi Yoona. Ia akan menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya.
Selebihnya, ia juga akan mengatakan acara yang diadakan teman-temannya. Yoona juga berharap bisa mengajak Naufal ikut serta.
"Kak," panggil Yoona.
"Iya, Yoona .... ada apa?" tanya Naufal dengan nada lembut.
"Besok, aku mau pergi dengan Tae dan Ae Ri ke Busan. Bolehkan?" izin Yoona penuh harapan.
"Ada teman lelaki?" desis Naufal dengan tatapan mencurigai.
Yoona menunduk. Kemudian mengangguk dan menceritakan bahwa mereka akan pergi berpasangan. Yoona juga meminta Naufal untuk ikut serta, kemudian juga menginap di villa untuk waktu satu malam. Yoona mengatakan bahwa dirinya sekalian ingin menghabiskan waktu bersama dengan Naufal.
"Em, bagaimana ya? Ini mendadak bagiku. Coba besok aku lihat pengiriman di resto lain. Jika aku terlambat, bagaimana kalau nanti, aku nyusul saja?" ujar Naufal dengan santai.
"Jadi…?" Yoona sudah mulai bahagia.
Naufal tersenyum, kemudian menganggukkan kepalanya tanda ia setuju ikut berlibur dengan istri kecilnya itu. Namun, ia harus pergi ke pertemuan dahulu, baru akan menyusul Yoona dan teman-temannya di tempat.
"Ih, bahagia banget. Boleh aku bersandar?" tanya Yoona sambil bertepuk tangan seperti anak kecil.
"Boleh saja. Sini, mendekatlah dan bersandar di bahuku," jawab Naufal. "Sebenarnya ada hal yang ingin aku tanyakan kepadamu, Yoona. Hanya saja, aku bingung memulai dari mananya," lanjut Naufal.
"Tanya saja, pasti aku akan menjawab kalau bisa di jawab!" seru Yoona.
"Ada rahasia apa antara kamu dengan Laila? Mengapa dia sampai memintaku untuk menikahimu, yang jelas saja kamu ini adikku, meski adik angkat?" tanya Naufal penasaran.
Yoona terdiam. Sebenarnya, baginya tidak ada rahasia diantara dirinya dengan istri pertama dari suaminya itu. Hanya saja, mereka memang terlihat akrab beberapa hari terakhir sebelum pernikahan itu terjadi.
Cinta. Cinta yang membuat Yoona mau menikah dengan Naufal meski Naufal sendiri belum mencintainya. Tapi Yoona sendiri yakin, jika suatu hari nanti, suaminya bisa mencintainya dengan sepenuh hati.
Dari sana, Yoona menceritakan bahwa dirinya juga tau, mengapa Laila, istri pertama dari suaminya memiliki riwayat mematikan yang akan merenggut nyawanya. Demi Naufal Yoona bertahan dan demi Naufal juga Yoona tidak kembali ke Korea meninggalkan keluarga angkatnya yang sudah merawatnya selama 11 tahun.