Chereads / Caraku, Mencintaimu / Chapter 24 - Lembaran Baru

Chapter 24 - Lembaran Baru

Pagi hari, Naufal sudah menunggu istrinya bangun di sampingnya, dan Yoona akhirnya terbangun dengan keadaan bingung. Yoona mencoba mengingat semua yang terjadi semalam, dan memberikan senyuman kepada sang suami.

"Assalamu'alaikum, Kang Mas. Hehehe, kok, mentari udah nongol ya? Aku jadi nggak subuhan ini, hehehe~" ucap Yoona dengan cengegesan.

Dengan melipat tangannya, melirik kepada istrinya, Naufal pun memasang wajah masamnya kepada sang istri. 

"Emm permisi, apa yang terjadi semalam? Bukanya kita sedang mamam-mamam di restoran ya, Mas Naufal yang tampan," goda Yoona, menyembunyikan rasa malunya.

"Kamu yakin tidak mengingat semuanya? Semalam ngapain, apa yang kita perbuat, kamu tidak ingat?" desis Naufal mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya.

Dengan senyum bodohnya, Yoona menggelengkan kepalanya, karena ia benar-benar tidak ingat dengan apa yang telah ia lakukan semalam. Mengingat Naufal telah mendapat informasi jika Yoona mabuk karena Moza yang membuatnya mabuk, maka Naufal tak lagi kesal kepada istri kecilnya itu. 

"Yakin?" kembali Naufal mendekatkan wajahnya ke wajah Yoona.

Mereka sangat dekat, mata mereka saling menatap, jantung keduanya mulai berdegup kencang. "Ya Allah, kenapa sangat dekat seperti ini?" batin Yoona menelan ludahnya. 

"Um, ada apa ya semalam? Apa yang sudah terjadi?" tanya Yoona, benar-benar tidak dapat mengingat. Hanya saja, dirinya merasa malu karena mabuk di depan suaminya sendiri. 

"Kamu mau tau?" bisik Naufal. 

Yoona menjawab dengan semangat sampai menganggukkan kepalanya berkali-kali. Dirinya memang ingin tahu, apa yang telah terjadi semalam. 

"Kamu jangan menyesal loh, ya. Um, kamu memperkosaku semalam, Yoona. Em, dan itu … Ih, nggak mungkin aku ceritakan lah!" Naufal mulai bisa menggoda istrinya. 

Telinga Yoona sampai memerah saat Naufal berbisik. Tapi, namanya juga Yoona jika tidak semakin menggila di saat suaminya merespon. 

"Wah, yang bener saja, Mas, eh kakak? Berarti aku udah nggak perawan lagi, dong? Aaaaaa nggak mau! Aku nggak mau! Masa aku pecah perawan nggak ngerasain keperjakaannya Kak Naufal, sih?" rengek Yoona. 

Seketika wajah Naufal menjadi datar. "Kamu memang pikirannya kotor sekali. Sudah sana buruan mandi, kuliah kan hari ini? Dan itu, bahasa barumu itu, lanjutkan aku suka," ucap Naufal sembari mengusap-usap rambut Yoona dengan lembut.

"Mas? Aku boleh manggil dengan sebutan itu?" teriak Yoona girang. "Eh, aku malu udah perjakain Mas Naufal, tapi aku pengen rasan (ngerasain) lagi boleh nggak?" Yoona memang pikirannya begitu kotor. Jika masalah begituan, ia selalu mengkhawatirkan pikiran Naufal.

"Mandi dulu, otakmu perlu di cuci, Yoona. Dasar mesum! Aku tunggu di meja makan!" seru Naufal dan beranjak pergi.

Sebelumnya, Naufal berasa bersalah telah membentak dan meninggalkan Yoona sendirian di kamar. Akan tetapi, melihat istrinya terbangun tanpa mengingat kejadian semalam, ia pun mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pembahasan masalah minuman itu. Ia merasa permasalahan malam itu dengan Yoona telah terselesaikan.

"Ternyata dia tidak mengingat masalah semalam. Memang sebaiknya tidak usah diungkit lagi. Kasihan dia, biarkan saja dia tidak tahu kebenarannya," gumam Naufal dalam hati.

*****

Di kamar mandi, Yoona selalu menyentuh bagian sensitifnya. Ia hanya percaya apa yang dikatakan oleh suaminya sendiri. Terbukti, dirinya tidak merasakan ada sesuatu di sana. Bahkan berkali-kali mengeceknya juga tidak menemukan hal yang janggal.

"Aku masa iya perjakain Mas Naufal? Kok aku nggak merasakan sakit atau apa gitu ya?" Yoona mulai berpikir keras.

"Kata Mama, kalau pertama melakukan sakit. Bahkan sakitnya saja tidak langsung hilang. Lalu, jika di komik-komik yang aku baca, harusnya ada akan ada bekas merah-merah. Ini mana ada?" imbuh Yoona masih bingung.

Setelah berbagai ingatan ia berusaha mengingat sampai selesai mandi, berpakaian, dandan dan hasilnya pun tetap nihil. Yoona pun keluar dari kamar dan kearah meja makan, sarapan bersama suaminya.

"Lama banget, sih? Aku kan mau ke resto juga, Yoona. Triyono saja sudah ada di sana soalnya. Ayo, segera sarapan!" kata Naufal sambil mengambilkan Yoona sarapan.

"Aku masih bingung deh, Mas?" ungkap Yoona.

"Bingung kenapa?" tanya Naufal juga mengambilkan lauk untuk istrinya.

"Gimana, ya? Um, kalau kita melakukan itu, kok aku ndak merasakan sakit, ya? Apa karena aku sudah tidak perawan? Tapi bagaimana perawan aku hilang? Kan aku nggak pernah anu sama orang lain," celetuk Yoona dengan kepolosannya. 

"Astaghfirullah hal'adzim, kenapa masih bahas itu, sih? Sudahlah, jangan membahas hal lain jika kita sedang makan, makan cepat!" saking gemesnya, Naufal sampai mencubit pipi istrinya dengan sedikit kencang. 

Tentu saja hal itu membuat Yoona berteriak kesakitan. "Aw, sakit, Mas! Main cubit aja, deh!" rengek Yoona seperti anak kecil.

"Eh, tapi beneran loh ini. Coba deh kita ulang sekali lagi," pernyataan Yoona malah membuat Naufal tersedak.

"Uhuk, huk, kamu ngomong apa sih, Yoona? Pagi-pagi begini sudah ngomongin seperti itu, makan cepat, terus segera kita berangkat!" tegas Naufal dengan pipinya yang mulai memerah. 

"Ya kan kita harus ulangi lagi, Mas. Biar aku juga merasakan apa itu malam pertama. Masa iya kamu aja yang rasa, kan nggak adil," ucapan Yoona semakin tidak bisa Naufal mengerti. 

Mengalah dengan keadaan. Akhirnya Naufal hanya mampu menjawab dengan suara lemasnya. "Kapan-kapan aja,"

"Kenapa harus kapan-kapan kalau pagi ini bisa? Ayolah~" desak Yoona. 

"Yoona! Kamu ini, ih bikin gemes aja deh!" seru Naufal. 

Baru saat itu Yoona melihat Naufal tertawa kembali saat meninggalnya istri pertamanya. Senyuman dan tawanya muni telah kembali, Yoona yakin jika dirinya pasti bisa membuat Naufal jatuh cinta padanya.

"Mas, bisakah kita anu?" tanya Yoona lagi. 

"Lagi? Stop bahas itu, segera habiskan sarapan dan kita berangkat!" seru Naufal merasa malu. 

Seperti biasa, Naufal mengantar Yoona ke kampus sebelum ia berangkat ke restorannya. Hari itu Naufal sangat berbeda. 

"Mau di jemput?" tanya Naufal sebelum pergi. 

"Um, nanti aku kabari," jawab Yoona. 

Naufal mengangguk. "Baiklah, belajar yang giat, jangan sampai membuat masalah, dan selalu merindukan aku, oke?" ucap Naufal membelai kepala Yoona. 

"Mas, ini beneran Mas Naufal suamiku? Bukan yang lain, 'kan?" Yoona masih tidak percaya jika suaminya sudah mulai berubah. 

"Ya sudah kalau nggak mau merindukan aku. Tidak masalah bagiku!" seru Naufal membuang mukanya. 

"Eh, jangan marah dong … 'Kan aku cuma bercanda. Aku tuh cuma senang banget kalau Mas Naufal sudah bisa nerima aku sebagai istrimu, Mas. Terima kasih, Mas. Aku sangat berterima kasih," ucap Yoona menggenggam tangan Naufal. 

Di saat itu, Yoona mengharapkan hal lebih dari suaminya. Ia ingin di cium bibirnya seperti drama drama romantis yang selalu dia tonton. 

Yoona juga sudah memonyongkan bibirnya. Berharap suaminya mau menciumnya. Namun, Naufal mencegahnya, kemudian hanya mengecup keningnya dengan lembut. Yoona sendiri merasa ada getaran yang berbeda di saat Naufal mencium keningnya. 

Untuk kedua kalinya setelah ijab qobul, Naufal baru menciumnya lagi. Tanpa ia harus inisiatif lebih dulu.