Chereads / Caraku, Mencintaimu / Chapter 19 - Ciuman Ke-2

Chapter 19 - Ciuman Ke-2

Naufal berjalan sedikit tergesa-gesa. Memikirkan cara hendak menjelaskan kepada istrinya tentang hubungannya dengan Moza di masa lalu. Saat ia membuka pintu, Naufal melihat semua ruangan telah bersih dari sebelumnya. Ia juga melihat istri kecilnya yang tengah duduk santai di sofa sambil menikmati teh hangatnya.

"Assalamu'alaikum," salam Naufal ramah.

"Hm, udah pulang dia. Sabar Yoona, kamu harus bersikap dewasa. Tujuan utama kau adalah, membuat suamimu jatuh cinta padamu!" batin Yoona, menyemangati diri sendiri.

Kaki yang sebelumnya naik ke sofa, kini ia turunkan. Dengan menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya, Yoona meminta suaminya duduk santai bersamanya. 

Masih terheran-heran, Naufal melangkah ke sifa dengan mengamati seluruh ruangan yang sudah tertata rapi. Begitu juga dengan Yoona yang memiliki sejuta pertanyaan untuk suaminya masalah Moza di masa lalu. 

"Kak," sebut Yoona dengan lembut.

"…."

"Ada apa?" sahut Naufal menjaga image.

"Moza itu siapanya Kak Naufal, sih? Mantan, atau bagaimana? Atau sahabat? Kok, dia tau hubungan Kak Naufal dengan almarhum Kak Laila?" tanya Yoona dengan wajah penasarannya.

Naufal terdiam. Ia bingung akan memulai kisah lalunya dari mana. Sebab, dulu Moza memang mencintai dirinya. Sejak awal mereka saling mengenal, hingga keakraban terjalin diantara keduanya.

Keduanya, dulu sama-sama korban bully di sekolah. Mereka juga selalu di ejek gendut dan di jauhi semua teman sekolahnya. Naufal mungkin masih bisa memiliki teman karena ia adalah saudaranya Agam, Kakak angkatnya yang memang saat itu Agam adalah siswa populer di sekolahnya.

Kemudian, mereka bertemu di lapangan basket dan saling bercerita. Kebersamaan itu membuat Moza jatuh cinta kepada sosok Naufal yang pendiam, si gendut yang gemar ngemil.

"Kita sama-sama di bully oleh mereka, Naufal. Mereka pikir … Mereka ini siapa?" sulut Moza. 

"Sudahlah, biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan," sahut Naufal masih sabar. 

Awalnya hubungan mereka terlihat biasa dengan Moza memendam perasaannya. Sampai akhirnya, sorang gadis siswi baru bernama Laila hadir diantara mereka. 

Bagi Moza, kedatangan Laila bukanlah hal baik. Laila ini adalah bunga sekolah. Banyak penggemar dari siswa laki-laki yang selalu tebar pesona. Laila sering membantu Naufal kala Naufal mendapatkan hinaan dari teman kelasnya. Laila juga selalu memberikan semangat untuk Naufal supaya tidak pernah insecure dengan hal yang memang sulit untuk disamakan dengannya. 

"Perkenalkan, namaku Laila. Kamu Naufal, bukan? Kita sudah dijodohkan, mulai sekarang kamu jangan lagi merasa minder," 

"Agam kan kakak kamu, kenapa dia tidak membantu?"

"Ada aku yang selalu bersamamu, yakinlah pada dirimu sendiri. Suatu saat nanti, kamu pasti akan menjadi dirimu sendiri tanpa memperdulikan penampilan kamu yang gemoy ini." tukas Laila dengan senyuman ter-ukir di bibirnya. 

Tidak terduga, diantara Naufal dan Laila rupanya ada perjodohan. Dimana perjodohan diantara mereka juga banyak yang tahu. Sehingga membuat Moza dan siswa lainnya yang menyukai Laila menjadi sakit hati.

Moza yang iri itupun selalu berbuat jahat kepada Laila. Awalnya, ia hanya melakukan sedikit trik yang masih wajar untuk membuat Laila dan Naufal saling menjauh.

Namun, semakin lama perlakuan Moza kepada Laila semakin aneh. Ia sering membuat Laila menjadi bahan godaan laki-laki karena fitnah yang ia sebarkan sampai membuat Laila merasa malu.

Lebih parahnya lagi, Moza pernah mengurung Laila di gudang sekolah sampai Laila pingsan tidak berdaya saat itu. Begitu kisah yang diceritakan oleh Naufal kepada Laila. 

"Ihh, aku jadi takut dengan wanita itu. Kalau dia nyakitin aku gimana, kak? Lihatlah, dengan Kak Laila saja dia begitu kejam!" rengek Yoona dengan manja-manja. 

"Sini, kemarilah!" Naufal merangkul istrinya.

"Kenapa harus takut padanya? Ada aku di sini, bukan? Aku akan selalu menjagamu," lanjut Naufal dengan kelembutan.

"Sekarangkan sudah sore. Aku juga belum makan siang. Bagaimana kalau kita memasak bersama? Kamu sudah tidak sakit lagi, 'kan?" ajak Naufal dengan menyibakkan rambut Yoona yang hampir menutupi wajahnya. 

Mengerti dengan apa yang terjadi, Yoona tidak lagi takut dengan Moza, melainkan takut kehilangan Naufal untuk selamanya. Tapi  mengetahui bahwa Moza mencintai suaminya, Yoona akan mempererat pelukannya untuk sang suami. 

"Baiklah, tapi jangan sampai Kak Naufal terpesona dengan calon janda itu, ya …," pinta Yoona manja. 

"InsyaAllah, aku tidak mungkin akan mengkhianati pernikahan ini. Meski sebenarnya aku juga tidak menginginkannya," jawab Naufal memalingkan wajahnya. 

"Hm? Apa, Kak?" tanya Yoona kurang mendengar jawaban Naufal. 

"Oh, tidak apa-apa. Ayo, kita masak!" 

Naufal  ingin menebus kesalahpahaman yang terjadi. Mereka masak bersama, makan bersama dengan bercerita banyak hal ketika di masa lalu, dimana Naufal pergi sebagai perwira dan Yoona tinggal di rumah keluarga angkatnya.

Malamnya Naufal juga hendak mengajak Yoona untuk mencari angin. Mengingat esok hari Yoona sudah kembali sibuk dengan kuliahnya Naufal ingin memberikan semangat dengan cara yang berbeda.

"Malam ini kamu ada acara nggak?" tanya Naufal  sembari merapikan baju usai sholat maghrib.

"Em, sepertinya tidak ada deh. 'Kan kak Naufal tau sendiri, aku selalu di rumah jika sudah selesai kuliah. Memangnya kenapa?" tanya Yoona kembali. 

Dengan sedikit malu-malu, Naufal mengutarakan niatnya untuk mengajak istrinya jalan-jalan. "Cari angin, yuk!" ajaknya.

"Bosen di rumah. Di restoran ada Triyono, di rumah juga di ganggu dia lagi. Pengen mak cumblangin dia dengan Nai juga, hehe--" terang Naufal dengan senyum di wajahnya.

Yoona benar-benar senang melihat perubahan yang ada pada diri suaminya. Ia pun bertanya dengan girang, "Kenapa begitu?"

"Um, Nai akan datang. Kita tinggal saja mereka," bisik Naufal. 

"Tapi berduaan itu nggak baik bagi mereka, suamiku …," sahut Yoona menepuk bahu suaminya.

"Kan mereka sudah sama-sama dewasa. Pasti tau mana yang baik dan buruk. Ayo, mau nggak jalan-jalan? Yaa … Kalau kamu nggak mau, aku akan meninggalkan kamu di sini bersama mereka!" seru Naufal dengan sikap dinginnya.

"Eh, jangan dong! Cium dulu, baru kita jalan," celetuk Yoona dengan manja. Bahkan kedua tangannya dirangkulkan ke leher Naufal.

"Yoona, jangan gini dong! Aku takut khilaf, weh!" seru Naufal berusaha melepas rangkulan Yoona. 

"Sebentar saj. Masa hanya minta cium sama suami sendiri nggak boleh, sih? Dikiiiit saja" goda Yoona kembali.

"Ya, malu lah!" seru Naufal mencoba melepaskan kembali rangkulan istri kecil yang berubah menjadi istri nakal itu. 

"Dikit saja. Please, aku ingin," rengek Yoona seperti anak kecil. 

Naufal hanya masih sungkan jika diminta mencium Yoona. Tapi, ada hal yang belum bisa dijelaskan saat itu. Hal berbeda terjadi setelah akhir-akhir hari usai pulang dari liburan.

Jantung Naufal berdegup kencang ketika Yoona menggodanya. Yoona juga masih terus minta agar suaminya yang pendiam itu mau menciumnya. Berhubung mereka sedang ada di kamarnya, Naufal pun akhirnya mau mencium Yoona. 

Ciumannya sangat lembut, sehingga membuat Naufal sendiri terpejam kala mencium bibir tipis Yoona. Reflek, tangan kirinya juga memeluk sangat istri dengan erat, juga tangan kanannya menyentuh lembut pipi Yoona.