Musim di Korea saat itu sedang musim gugur. Terjadi di pertengahan bulan Oktober, dan sebentar lagi Yoona akan bertambah usia di bulan itu juga. Naufal tidak tahu, mengapa Yoona seperti marah padanya saat itu. Padahal, ia berencana ingin membuat kejutan untuk istrinya itu.
"Kamu kenapa?" tanya Naufal menyentuh kepala istrinya dengan lembut. Ia masih harus bersabar menghadapi sifat labil istrinya.
Namun apa? Kelembutan Naufal malah dibalas oleh hal mengelaknya Yoona dengan menjauh sedikit dari suaminya. Dalam ingatannya, masih ada wanita yang bernama Moza si calon janda di apartemen sebelahnya.
"Hey, Yoona. Kamu kenapa, sih?" tanya Naufal. kembali membelai kepala Yoona dengan lembut.
"Nggak papa!" jawab Yoona jutek.
"Nih anak kenapa, sih? Mana ada kelelahan karena menangis, mana segala Dokter bilang tentang rumah tangga lagi. Pasti nih bocah nih yang bilang," batin Naufal kesal dibuatnya.
Tanpa ada basa-basi, Yoona langsung mengutarakan uneg-uneg dihatinya. "Enak ya yang punya selingkuhan!" cetus Yoona tambah jutek.
"Selingkuhan apa, sih? Siapa yang selingkuh?" Naufal semakin bingung.
"Moza, cantik sih dia. Tapi bikin kesel, Kak Naufal jahat banget, sih! Kalau memang nggak cinta sama aku, ya jangan gitu dong! Aku ini punya perasaan tau! Hua…." Yoona malah menangis, sehingga membuat Naufal semakin tambah bingung.
Mata Naufal terus kesana kesini. Semakin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan istri kecilnya. Tidak peka dengan apa nyang dikatakan Yoona, malah membuat Yoona semakin kesal. Apa lagi, Naufal juga tidak mengerti saat Yoona mengatakan 'kalau memang tidak cinta'. Naufal masih terlihat berpikir keras mencerna ucapan istrinya.
"Yoona, ayo pulang lah! Kamu ini kenapa bisa pingsan gitu, sih? Kamu tau nggak, kamu itu sudah membuatku panik dan nyusahin harus ke rumah sakit!" Naufal tidak bisa memilah bahasa yang baik bagi Yoona yang sedang tidak baik-baik saja.
"Oh, aku nyusahin?" sulut Yoona.
"Lalu, bagaimana dengan Moza itu? Nyenengin, kah? Oh, pasti nyenengin lah! Makanya Kak Naufal mau deket sama dia!" Lanjut Yoona dengan ketus.
Naufal masih belum peka dari ucapan yang Yoona lontarkan. "Heh, apaan, sih?" tanyanya dengan mengerutkan dahinya.
"Aaaa Kak Naufal jahat!" teriak Yoona kembali sembari menangis.
"Kalau memang nggak cinta sama aku, nggak suka pernikahan ini, ya bilang dong sama aku, hua …. Jangan ngaku ke Moza si calon janda sebelah kalau kamu itu masih sendiri, Kak Naufal--" Yoona sampai sesenggukan.
"Lalu, aku ini kau anggap apa? Boneka mainanmu? Sakit tau!" sambung Yoona menangis.
"Yoona, please deh. Aku mana paham apa yang kamu katakan ini. Cinta, pernikahan, aku masih sendiri, calon janda sebelah. Lalu, apa hubungannya dengan Moza?" Naufal benar-benar tidak mengerti.
"Aku bingung ini, Yoona." kata Naufal masih berusaha berpikir.
Melihat suaminya yang masih tidak mengerti, Yoona pun memberikan kartu nama Moza yang ia ambil dari sakunya saat ia mencuci celana Naufal. "Oh, itu …," ucap Naufal.
"Oh? Hanya oh saja? Kak Naufal tidak mau menjelaskan apa yang terjadi, hah?" nada bahasa yang dipakai Yoona masih terdengar jika dirinya kesal.
"Kamu cemburu dengan Moza ini? Dia bukan siapa-siapa aku lah!" seru Naufal jujur, menjawab dengan santai.
"Bohong!" sentak Yoona tidak percaya.
Naufal kembali mengatakan hal yang sama bahwa dirinya memang tidaka ada hubungan apapun. Namun, Yoona terus saja mendesak Naufal supaya mengakui bahwa ia memang mengatakan bahwa dirinya masih single.
Suami mana yang tidak kesal jika dituduh-tuduh macam-macam oleh istrinya sendiri. Namun, Naufal masih berusaha sabar, sebab ia ingin membuktikan bahwa dirinya sudah menerima pernikahan yang sempat tidak diakuinya.
"Astaghfirullah hal'adzim, Yoona," sebut Naufal dengan desahan lembut.
"Siapa yang bilang jika aku mengakui bahwa aku masih sendiri?"
"Aku mungkin belum cinta padamu. Mungkin aku juga masih belum terbiasa akan pernikahan ini, Yoona. Tapi, aku adalah seorang muslim sejati, aku tau hukum islam. Bahwa haram hukumnya seorang suami, atau lelaki yang beristri, mengatakan kepada siapapun kalau dirinya itu single, meskipun itu hanya sebuah candaan. Dosa besar, Yoona!" jelas Naufal dengan jelas-sejelasnya.
"Kamu tau, itu sama saja aku sudah menalak dirimu, na'udzubillah!" tukas Naufal sedikit kesal sembari mengusap kepasa istrinya dengan kasih sayangnya.
Yoona tersentak kala Naufal menjelaskan tentang talak tanpa sengaja itu. Ia pun meraih tangan suaminya dan bertanya, "Jadi, Kak Naufal masih suamiku, 'kan?"
"Ya masih lah! Kenapa tidak?" jawab Naufal nge-gas.
"Baiklah, sekarang kita pulang. Infus di tanganmu juga hampir habis. Di rumah juga masih berantakan, kalau kamu memang nggak mau bersih-bersih ya udah jangan. Biarkan aku saja yang mengerjakan semua. Kenapa juga kamu harus membuat rumah kita seperti kapal pecah?" Naufal masih saja belum puas menasehati istri kecilnya yang nakal.
Yoona terdiam sepi, kembali ia meminta maaf sembari bermanja kepada suaminya. Alangkah baiknya memang Naufal terus berbesar hati bisa membimbing istrinya agar menjadi istri yang baik. Dengan gaya bermanja, Yoona berjanji akan membersihkan semuanya ketika mereka sudah pulang nanti.
"Aku tidak pernah minta kamu jadi istri yang baik, atau bertingkah seperti orang lain. Cukup menjadi Yoona yang aku kenal saja, itu sudah sangat cukup. JAngan berusaha lagi, hm?" tutur Naufal.
"Kak Naufal … aku masih menjadi istrimu, 'kan? Maafkan aku--" ucap Yoona lagi dengan rasa bersalahnya.
"Sudahlah, aku masih suaminya sampai kau bosan. Ayo pulang!" jawan Naufal.
Mendengar pernyataan suaminya, membuat Yoona jauh lebih bahagia. Ternyata … sesuai dengan kenyataannya, Naufal dan Moza tidak ada hubungan apapun. Hanya saja, Yoona masih tetap harus waspada dengan Moza, si calon janda itu.
"Kak," panggil Yoona ketika mereka sudah ada di mobil.
"Ada apa? Masih mau nanya tentang siapa, Moza?"
Mendengar suara yang tidak menyenangkan dari suaminya membuat Yoona mengurungkan niatnya untuk mengutarakan kisahnya kala bertemu dengan Moza. Membuat suaminya marah, ia hanya takut jika Naufal akan kembali pendiam dan cuek seperti dulu.
Sesampainya di apartemen, meraka berdua masih saja saling diam. Sampai pada akhirnya, ketika melewati pintu apartemen Moza, Moza membuka pintu dan melihat Naufal di sana.
"Apa? Dia sengaja buka pintu di saat Kak Naufal lewat? Pasti sengaja!" gerutu Yoona dalam hati.
Naufal ingin menyelesaikan masalah yang membuat istrinya harus masuk rumah sakit. Namun, Naufal tidak ingin Yoona ada di sana. Ia pun meminta istrinya untuk masuk ke apartemen lebih dulu.
"Kamu masuklah! Jangan bantah, diam dan segera jalan!" perintah Naufal dengan tegas.
Mau tidak mau, Yoona harus menurut. Yoona masuk dengan langkah yang sangat lambat. Matanya tak pernah lepas menatap suaminya dengan tatapan tidak rela berdiri berdua bersama dengan Moza, calon janda. Namun, ia percaya kepada suaminya, jika suaminya ini pasti tidak memiliki hubungan apapun dengan wanita itu.
Setelah Yoona masuk, Naufal pun mulai bertanya tanpa basa-basi. "Moza,apa maksud kamu katakan tadi lagi kepada istriku?"
"Kamu tau nggak, karena kebohongan dirimu, membuat istriku masuk ke rumah sakit!"
"Apakah aku pernah mengatakan, bahwa aku adalah seorang masih single padamu, hah?" Naufal sudah sangat kesal dengan Moza.
Naufal juga mengatakan bahwa dirinya kesalahan Moza membuat pernyataan sendiri. Hal yang di sebabkan oleh Moza membuat istrinya salah paham. Kemudian, membuat Moza untuk menjauh istrinya.