Chereads / ATASHA : SPARKLING LOVE / Chapter 15 - Mengikuti dan meminta maaf

Chapter 15 - Mengikuti dan meminta maaf

"Tolong jangan seperti ini, Natasha!"

Natasha menatap sengit Raga yang ada di hadapannya.

"Lo tau, gue udah capek sama semua yang ada di dunia ini! Lo tau gue hampir pengen mati sekarang!"

Napasnya memburu, dia menatap dengan berapi-api. Dia benci berada di sisi lemah dan dia tidak suka seseorang tau kelemahannya. Natasha tidak suka seseorang yang tau dia lemah, termasuk Raga.

"Kamu tau bukan! Saya sama sekali gak ada niatan buat bikin kamu kena masalah, entah masalah pembullyan di sekolah atau apapun itu,"

'Pembullyan'

"Saya juga gak tau kamu akan tau kalau pemilik perusahaan itu adalah saya,"

"Saya yang membuat para rentenir mengejar orang tuamu, saya,"

Natasha tercekat, dia tidak tau masalah itu, tetapi kenapa?

***

Natasha menyiapkan makanan untuk Jeno, pria itu membantu dirinya menyelesaikan masakan. Jeno adalah pria idaman.

"SEE IT, TADA!" Natasha menyajikan makanan itu di piring ditata dengan beberapa sayuran. Daging itu terasa mewah.

"Woah, masakan perdana yang aku buat," sahutnya saat memberikan sepiring nasi dengan lauk pauknya.

"Sorry, waktu dulu gue bawa lo ke restoran mewah dah sekarang,"

Jeno tertawa, dia mengambil piringnya, Jeno bisa seperti apa saja. Bisa menjadi seseorang yang mewah dan sederhana bahkan dia bisa menjadi orang yang terlihat tidak memiliki harta banyak, Jeno adalah bunglon.

"It's okay, kek sama siapa aja dah lo," sahut Jeno.

"Anyways Jen, lo tau ini rumah darimana?"

Jeno berpikir, dia mengangkat bahunya.

"Kata papah temennya punya ruangan yang gak terpakai,"

Natasha mendadak tertawa, memang benar tempat tinggal yang dia tempati adalah sebuah ruangan, tetapi ini ruangan yang terlalu besar untuk tidak terpakai. Mungkin dulu Natasha juga akan bilang ini adalah sebuah ruangan, tetapi sekarang Natasha akan bilang bahwa itu adalah sebuah rumah yang layak ditempati untuk satu keluarga.

"Lo makan teratur kan?" Natasha mengangguk.

"Kalau butuh apa-apa bisa cari gue," sahutnya.

Natasha mengangkat kedua sudut bibirnya dan mengangguk.

"Lo gak makan? Jangan kayak orang tua deh, nih barengan," Jeno menurunkan piringnya, dia berdiri untuk mengambil sendok dan garpu.

"Shopping mau gak?"

"Jen, tapi—"

"Kali-kali, lain kali kalau lo udah gajian bisa dah lo traktir gue. Liat Nat, kulkas lo," Natasha menengok kearah kulkas yang bukan miliknya.

"Gak ada buah sama sekali," itu memancing tawa Natasha.

"Emang harus?"

Jeno mengangguk, "Buat imun tubuh, abis ini ayo ke market!"

Setelah selesai makan, Natasha mengambil cardigan miliknya, dia ikut saja apa yang Jeno inginkan. Jarang juga dia dan hangout semenjak kejadian naas itu dan Jeno juga mengirimkan banyak pakaian baru saat dia ulangtahun. Jeno bilang itu memang kado ulang tahun yang Natasha inginkan, pakaian cantik. Dulu Natasha meminta dengan senang hati, tetapi sekarang dia rasa itu keterlaluan.

Jeno yang memperhatikan Natasha yang sedang diam menatap pakaian yang dia berikan saat itu langsung tersenyum, "Lo udah tumbuh lebih dewasa daripada yang gue bayangkan," sahut Jeno. Natasha sudah menjadi gadis yang sangat baik sekarang.

"Langsung jalan?" Natasha mengangguk.

Dia memasang seatbelt dan Jeno mulai menjalankan mobilnya.

***

Natasha pikir, Raga sudah berhenti mengikuti dirinya. Tetapi, pria itu terlihat sedang menguntit mobil Jeno, Natasha apal nomor plat mobil milik Raga maupun Gara.

"Jen, belok kiri deh, ada yang nguntit kita," ucap Natasha sengaja.

"Nguntit?" tanyanya, Natasha mengangguk.

"Dia kayaknya nguntit gue daritadi, kenapa gue baru sadar?" gumamnya.

"Lo kan ceroboh," sahut Natasha yang disetujui langsung oleh Jeno.

"Belok kiri ada gang, nah di gang itu ada jalan berbelok gitu deh tapi nanti balik ke jalan utama," ucap Natasha memberitahu, dia berharap Raga akan kehilangan jejaknya. Untuk sementara waktu tolong jangan menghubungi atau mencari Natasha.

"Sini?"

Natasha mengangguk, saat sudah memperhatikan belokan gang itu, Jeno langsung menginjak gas. Dia sudah memperhatikan jalan yang sepi dan tidak ada anak-anak di jalanan.

Natasha berpegangan, Raga tidak menaikan kecepatannya, dia tetap pada skala normal berbeda dengan Jeno yang sudah merasa tidak diikuti lagi. Dia menghela napas, "Dia siapa?" tanya Jeno, Natasha menggeleng.

"Langsung aja ke market," ucap Natasha.

Jeno langsung menangkap gelagat aneh dari Natasha, gadis di sampingnya akan berbeda saat merasa kesal. Wajahnya akan benar-benar menunjukkan suasana hatinya, Natasha terlalu mudah ditebak.

"Ada eskrim baru, Nat. Lo tau gak? Eskrim favorit lo, dia buka sejenis eskrim baru gitu,"

"Seriously?!"

Dia kembali.

Natasha mengangguk, "Kita kesana dulu!" suaranya kembali ke asal. Natasha terobsesi dengan segala sesuatu yang bersangkutan dengan eskrim, dia akan membeli semuanya jika ingin. Dia juga suka dengan warna yang tersaji di eskrim, pastel dan segala warna soft nya.

Jeno akan cari tau siapa yang mengikuti dirinya tadi, dan mencari tahu siapa orangnya.

***

Jeno dan Natasha tiba di tempat eskrim yang berada disamping swalayan yang akan mereka kunjungi, berpindah dari market menajdi swalayan karena eskrim yang Natasha inginkan.

"Varian baru kak," seru Natasha girang, Jeno memberikan card nya. Sementara Natasha merasa tidak enak, dia baru saja akan mengeluarkan uang miliknya.

"Original satu," ucap Jeno, "Sekalian yang ini kak," ucapnya memberikan card nya.

Jeno mengangguk dan mengacak rambut Natasha, "Sekalian jajanin bocah," ucapnya.

"Cih, gak ada bocah jajan semahal ini," sahutnya.

"Bocah lebih banyak daripada ini, adik bondan kalau gue jajanin, wah tekor banyak," Natasha tertawa.

Sekarang Jeno yang menyadari kehadiran seseorang yang tampak nya sedang mengikuti Natasha, dia apal wajah pria itu. Pria yang dia temui di sekolah nya tadi.

Jeno menyampirkan tangannya ke bahu Natasha, dia tidak menyingkirkan tangan Jeno yang bertengger di bahunya.

"Udah? Langsung, mau kemana dulu?"

"Langsung ke bagian buah aja," sahutnya.

"Nanti temenin gue ya, ada yang mau gue beli," pintanya.

Natasha mengangguk setuju, dia juga harus menemani Jeno untuk membalas atas apa yang dia berikan.

"By the way, gimana rencana bisnis nya?" tanya Natasha sekalian berjalan.

"Gue udah minta beberapa tempat yang strategis, dan sekalian mau dibangun kalau ada yang udah berbentuk bangunan bisa di renovasi dan dibagusin gitu, nanti kita kesana kalau udah agak jadi," Natasha mengangguk.

Saat itu juga tangannya ditarik kebelakang, pegangan tangan Jeno di bahu Natasha terlepas dan eskrim milik Natasha jatuh ke pakaian Jeno.

"Astaga Jen!" teriaknya terkejut.

Jeno bergeming, "Biar gue yang beresin ini, lo bisa bicara sama dia," ucap Jeno meninggalkan Natasha, tetapi gadis itu meraih tangan Jeno dan melepas pegangan tangan Raga.

"Biar gue bantu, dia gak ada urusannya sama gue,"

"Tidak ada hal yang ingin aku bicarakan sama Anda, Pak Raga, maaf," Natasha melepas genggan tangannya lagi dan memilih untuk membantu Jeno membersihkan eskrimnya dan meminta tolong petugas untuk membersihkan lantai.

"Gue gak apa-apa, Nat,"

"Gue yang kenapa-napa Jen, biar gue bantu,"