Happy reading!
"Mer, lo laper kagak? Makan dulu yuk," ujar Rafa mengajak Mera untuk makan.
"Em boleh deh yuk," ucap Mera.
"Lo mau makan apa?" tanya Rafa.
"Terserah lo. Apapun yang rasanya enak gue makan," jawab Mera.
"Mau makan ketoprak gak?" tanya Rafa.
"Boleh boleh. Udah lama gue engga makan ketoprak nih," jawab Mera.
Akhirnya Rafa melajukan mobilnya ke sebuah warung ketoprak.
"Ayo turun," ajak Rafa.
Mereka berdua pun bergegas turun dari mobil dan berjalan menuju warung tersebut.
"Mang beli ketopraknya dua ya. Sama air putihnya dua juga," ucap Rafa memesan.
"Siap mas," balas si penjual ketoprak tersebut.
Mera dan Rafa pun duduk dan menunggu pesanan mereka.
"Mer gimana kabar tante Mila?" ucap Rafa menanyakan kabar dari Mamanya Mera yang bernama Mila.
"Mama sehat sehat aja kok," jawab Mera
"Lo gak nanyain kabar gue?" tanya Mera menunjuk dirinya sendiri.
"Buat apa gue nanyain kabar lo?" tanya balik Rafa dengan nada candaan.
"Ah mantan kok gitu sih," ucap Mera.
"Lha emang gue harus gimana?" tanya Rafa.
"Ya tanya kek gimana kabarnya gitu," jawab Mera dengan nada malas.
"Lo masih ngarep sama gue?" tanya Rafa sambil menahan tawanya saat melihat ekspresi Mera.
"Gue? Ngarep sama lo?" ujar Mera sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Sorry ya, masih banyak cowok di luaran sana," lanjut Mera dengan sombongnya.
"Tapi gak ada yang kayak gue kan?" goda Rafa lagi pada Mera.
"Rafa udah deh ntar lo jatuh cinta lagi sama gue," ucap Mera.
"Emang kenapa kalo gue jatuh cinta lagi sama lo?" ucap Rafa seraya menatap Mera.
"Ya gak apa apa lah. Tapi gue ngga mau tanggung jawab," jawab Mera.
"Kenapa gitu?" tanya Rafa.
"Lah. Orang yang jatuh cinta lo kenapa gue yang repot," jawab Mera sekenanya dan hanya dibalas kekehan oleh Rafa.
Tak lama kemudian pesanan mereka berdua pun datang.
"Ini mas mbak," ucap si penjual ketoprak tersebut.
"Makasih mang," ucap Rafa dan Mera bersamaan.
Mereka berdua pun mulai memakan ketoprak milik mereka masing-masing dengan lahap.
Akhirnya mereka telah selesai makan dan berniat untuk pulang.
--
"Makasih ya Raf," ucap Mera saat sampai di depan rumahnya.
"Iya. Gue langsung pulang ya," ucap Rafa.
"Kagak mau mampir dulu?" tawar Mera.
"Gak usah," jawab Rafa.
"Bagus deh, jadi gue gak usah repot-repot bikinin minum buat lo," ucap Mera.
"Ya udah gue pulang ya. Titip salam buat tante Mila," ucap Rafa.
"Iya hati-hati," balas Mera.
Rafa pun masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Mera.
"Mobil mama ngga ada, berarti mama belum pulang," ucap Mera dalam hati saat tidak melihat mobil milik Mamanya di depan.
Mera pun menghela nafas dan segera masuk ke dalam rumah. Mera berjalan menuju kamarnya dan bergegas membersihkan diri.
Pukul 20.12
Tok tok tok
Terdengar suara ketokan pintu dari depan kamar Mera. Mera pun bergegas membuka pintu kamarnya. Dan ternyata ada adiknya yang bernama Reza. Reza adalah anak dari Mamanya dengan suami baru Mamanya. Meskipun begitu, Mera tetap menyayangi Reza selayaknya seorang kakak kepada adik.
Saat ini Reza masih berumur 4 tahun.
"Ada apa Eza?" tanya Mera sambil berjongkok di depan Reza.
"Mama sama Papa belum pulang ya kak?" tanya Reza.
"Belum," jawab Mera.
"Yahhh. Padahal Eza mau minta dibacain celita sebelum tidul sama Mama," ucap Reza.
"Gimana kalo kakak aja yang bacain. Mau?" tawar Mera.
"Mau mau. Ayo kak ke kamal Eza," ucap Reza seraya menarik tangan Mera untuk menuju ke kamarnya.
Akhirnya Mera pun menceritakan sebuah kisah kancil pada Reza. Tak lama kemudian Reza sudah terlelap. Mera menghentikan bercerita dan menyelimuti tubuh Reza. Setelah itu ia kembali menuju ke kamarnya.
Mera menggambil handphone nya dan membuka aplikasi instagram.
Sila_Rnta started following you.
"Sila?" gumam Mera dan membuka akun tersebut. Yang ternyata adalah adik kelas yang ia tolong tadi di kantin.
Tanpa ragu, Mera pun mem follback. Ia mulai kepo dengan adik kelas tersebut. Mera akhirnya menstalking akun milik Sila tersebut. Ia melihat beberapa foto yang Sila post. Hingga ia tertarik untuk melihat satu foto yang terdapat foto Sila dengan seorang laki-laki.
"Yoga?" tanya Mera pada dirinya sendiri saat melihat foto Sila dan Yoga.
--
"Pagi," sapa Mera pada mamanya yang sedang bersama papa tirinya.
"Pagi sayang," balas Mila.
"Aku berangkat sekolah ya ma, yah." Mera mencium tangan kedua orang tuanya.
"Oh ya Mera, ayah kamu akan pergi ke luar negeri selama beberapa hari," ucap Mila sebelum Mera berangkat.
"Hm iya," ucap Mera dan segera berangkat menuju ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, seperti biasa Mera akan menyapa orang-orang yang ada di sekitarnya sambil melempar senyuman.
"Pagi Linaaa," sapa Mera. Ah lebih tepatnya teriak pada Lina yang sedang membaca buku dengan tenang.
"Hm pagi," balas Lina singkat. Tidak heboh seperti Mera.
"Eh iya Mer. Tadi lo dicariin sama Kak Bagas," ucap Lina. Fyi Bagas ini adalah Ketua Osis di SMA Trisakti.
"Ngapain?" tanya Mera mengerutkan dahi.
"Ngga tau. Katanya kalo lo udah berangkat, disuruh ke kelasnya aja," jelas Lina.
"Oh ya udah gue ke sana dulu ya." Mera bergegas menuju kelas Bagas yaitu 12 MIPA 2.
Mera pun sampai di kelas Bagas.
"Eh Mera ada apa?" tanya seorang perempuan cantik bernama Kinan.
"Mau ketemu sama kak Bagas. Bisa tolong panggilin gak kak," jawab Mera.
"Oh Bagas, sebentar ya." Kinan berjalan menuju meja Bagas dan terlihat sedang berbicara.
Tak lama setelah itu, Bagas pun berdiri dan menghampiri Mera.
"Ada apa Kak?" tanya Mera langsung to the point.
"Ada apa?" tanya balik Bagas dengan bingung.
"Kan tadi katanya lo ke kelas gue. Mau ketemu gue, ada perlu apa?" jelas Mera.
"Oh iya lupa gue," ucap Bagas dengan cengengesan.
"Makannya Kak, kalo istirahat ke kantin. Gak usah ke ruang osis mulu. Jadi gini kan," ucap Mera yang tidak ada hubungannya.
"Ah iya jadi gue mau minta tolong nih sama lo," ucap Bagas.
"Minta tolong apa? Kalo gue bisa, pasti gue tolong kok," ucap Mera.
"Nah sekretaris osis tuh lagi gak ada, semen-"
"Gak ada? Emang kemana?" tanya Mera memotong ucapan Bagas.
"Ya makannya dengerin dulu neng," ucap Bagas dan diangguki kepala oleh Mera.
"Sekretaris osis tuh lagi pergi beberapa minggu karena ada urusan sama keluarganya. Sementara 3 hari lagi, osis bakal bikin acara buat memperingati hari kemerdekaan." jelas Bagas.
"Jadi gue minta tolong sama lo buat jadi sekretaris osis dulu ya sementara. Buat acara ini doang," ucap Bagas.
"Hmm gimana ya," ucap Mera menimang-nimang perkataan Bagas.
"Oke deh gue mau," ucap Mera dengan tersenyum tanpa pikir panjang.
"Ya udah nanti pulang sekolah kumpul dulu ya di duang osis," ucap Bagas dan dibalas anggukan kepala oleh Mera.
"Kalo gitu gue ke kelas ya," ucap Mera.
"Oke makasih Mer," ucap Bagas dan diacungi jempol oleh Mera yang sudah berjalan kembali menuju kelasnya.
Mera berjalan menuju ke kelasnya dengan menyenandungkan lagu. Koridor sekolah sudah nampak sepi dikarenakan KBM sudah dimulai.
"Pelajaran jam pertama siapa ya?" tanya Mera pada dirinya sendiri.
Samar-samar Mera mendengar suara pukulan. Mera yakin pasti ada yang sedang berkelahi. Ia pun mengikuti sumber suara tersebut yang berasal dari belakang sekolah. Mera berjalan mengendap-endap menuju belakang sekolah.
Dan benar saja, terlihat dua orang laki-laki yang Mera kenal sedang melakukan aksi adu jotos. Mereka adalah Rafa dan Yoga. Mera pun segera berlari ke arah mereka dan melerainya.
"Woy udah," teriak Mera. Untuk sejenak mereka berdua berhenti, namun setelah itu kembali berkelahi.
"Lah kok malah dilanjut sih," teriak Mera lagi.
Mera pun melerai mereka dengan berdiri di antara mereka berdua. Namun na'as, satu pukulan yang harusnya diterima Rafa sekarang malah mengenai Mera. Ya, Yoga tak sengaja memukul Mera karena tiba-tiba Mera berdiri di antara mereka. Harusnya pukulan itu untuk Rafa.
"Aduh sakit," ucap Mera sambil memegangi pipinya yang terkena pukulan tersebut.
"Anjing lo!" umpat Rafa dan kembali memukul Yoga membabi buta.
"Ih gue kesakitan gini kalian malah asik berantem. Ya udah sono berantem aja terus sampai mati!" kesal Mera dan hendak meninggalkan mereka.
Mendengar itu, Rafa menghentikan pukulannya dan hendak menyusul Mera.
to be continued...