Chereads / Unhappy Without U / Chapter 15 - Bagian 15

Chapter 15 - Bagian 15

Happy reading!

Setelah membawa Maira menjenguk Sierra tadi, Maira langsung saja pulang karena tiba-tiba ada kliennya yang datang. Tinggallah Rizky menemani Sierra yang masih saja setia terdiam.

Sierra sama sekali tidak mengeluarkan suara, bahkan tadi saat ada Maira ia hanya sekedar mengangguk dan menggelengkan kepalanya. Rizky menyadari bahwa mungkin saja Sierra masih shock dengan hal yang baru saja dialaminya.

Namun bukan Rizky namanya jika ia menyerah begitu saja.

"Ra lo mau jalan-jalan ke luar nggak?" tanya Rizky membuat Sierra mengalihkan pandangannya.

Sierra terlihat berpikir sejenak, sementara Rizky masih setia menanti jawaban dari Sierra.

Akhirnya Sierra menganggukkan kepalanya pelan. Rizky pun tersenyum dan membantu Sierra untuk duduk di kursi roda.

Rizky membawa Sierra menuju taman yang ada di rumah sakit, dan duduk di sebuah bangku taman yang ada di sana dengan Sierra di sebelahnya.

"Ra lo tenang aja, mulai sekarang gue bakalan jagain lo terus 24/7."

"Jadi lo tenang aja, nggak bakalan ada yang bisa ngelukain lo," lanjut Rizky.

Ternyata kata-kata Rizky tersebut berhasil menciptakan sebuah senyum kecil di wajah Sierra. Rizky tersenyum melihat hal tersebut, ia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa tidak ada yang boleh menyakiti Sierra lagi.

Tiba-tiba ada sebuah bola yang menggelinding di kaki Rizky. Rizky mengambil bola tersebut dan ada seorang anak laki-laki berumur sekitar 5 tahun menghampirinya.

"Kakak maaf ya itu bola aku nggak sengaja ke lempar sampai ke sini," ucap anak laki-laki tersebut sembari mengulurkan kedua tangannya meminta bola miliknya kembali.

"Oh jadi ini punya kamu?" tanya Rizky dan dijawab anggukkan kepala dari anak tersebut dengan semangat. Rizky pun mengembalikan bola tersebut.

"Nama kamu siapa?" tanya Rizky menyadari bahwa anak tersebut memakai pakaian rumah sakit. Yang itu berarti anak tersebut merupakan salah satu pasien.

"Nama aku Bintang," jawab anak yang bernama Bintang tersebut dengan senyum lebar.

"Bintang sakit apa?" tanya Rizky berjongkok di depan Bintang, menyesuaikan agar ia bisa sejajar dengan Bintang.

"Kata dokter Bintang sakit kanker, tapi kata Mama Bintang sebentar lagi sembuh," ucap Bintang dengan senyuman setia terpancar di wajahnya. Hal itu membuat Rizky tersentuh dan merasa kasihan dengan Bintang.

Begitu juga halnya Sierra, ia juga diam-diam merasa kasihan dengan Bintang. Bahkan jika dibandingkan dengan Bintang, sakitnya tidak ada apa-apanya sama sekali.

"Bintang emang anak hebat, kakak yakin pasti kamu bisa cepet sembuh," ucap Rizky mengusap kepala Bintang.

"Ya udah kak, Bintang mau ke sana dulu nanti dicariin suster," ucap Bintang dan berlari menuju suster yang sudah melambaikan tangannya kepada Bintang.

Rizky tersenyum kecil dan kembali duduk di sebelah Sierra.

"Kasihan ya Ra, dia masih kecil tapi udah ngerasain sakit kayak gitu," ucap Rizky dengan mata yang masih terarah kepada Bintang.

"Gue bener-bener salut sama semangatnya dia buat sembuh," lanjut Rizky membuat Sierra menundukkan kepalanya.

Sierra menekuk kedua kakinya dan memeluk kedua kakinya sendiri.

"Ra lo kenapa? Ada yang sakit? Atau dingin? Kita masuk ke dalam lagi aja ya," ucap Rizky yang khawatir melihat Sierra.

Sierra menggenggam tangan Rizky dan menggeleng kecil, memberi isyarat bahwa ia tidak kenapa-kenapa.

Rizky pun bernapas lega dan kembali duduk di sebelah Sierra. Setelah itu, tiba-tiba saja Sierra menyenderkan kepalanya ke bahu milik Rizky.

Tentu saja hal itu membuat Rizky terkejut, ia pun segera merangkul bahu Sierra. Membawa Sierra lebih dekat dengannya. Ia mengelus bahu Sierra dengan lembut, berusaha memberikan kehangatan kepada Sierra.

"Gue nggak peduli apa pun yang dibilang orang-orang, gue bakalan selalu ada di samping lo."

To be continued...