"Jadi maksud kamu, Vicka sendiri yang menerima perjodohan ini sepenuhnya?" Papi Darma kembali memastikan penjelasan Pak Rudi. Karena bagi Papi Darma, ini amat sulit untuknya percaya.
"Betul Pak Darma."
Papi Darma memaku terkejut. Matanya mengarah pada Alvan. Rasa menyayangkan kondisi ini menyeruak di hatinya.
"Saya juga sudah memerintahkan Vicka untuk mencabut keputusannya, Pak. Tapi anak saya tetap tidak mau. Dia sungguh-sungguh ingin menjadi menantu Bapak."
"Astaga, Rud. Bagaimana bisa anak kamu memutuskan seperti itu."
"Saya bukan Ayah yang baik Pak Darma. Saya – baru tahu kalau anak saya memiliki perasaan yang istimewa terhadap anak bapak."
Papi Darma tampak menghela nafas lemas.
"Pi? Ada apa Pi?" tanya Alvan usai melihat kesukaran di wajah ayahnya.
"Baik, Rud. Nanti biar saya atau Alvan yang akan bicara dengan Vicka dalam hal ini. Kamu gak keberatan kan kalau kami menemui anak kamu?"