"Maafin aku, Van. Tapi aku memang betul-betul ingin sendiri." Sekali lagi Megha membuat Alvan kecewa. Kata-katanya semakin mempertegas kalau ia tidak ingin Alvan hadir di tengah kesulitannya. Namun ada satu hal yang Alvan tangkap dari wajah Megha. Ia merasa wanitanya baru saja habis menangis.
"Oke kalau itu mau kamu. Aku kasih kamu waktu sendiri. Sekarang kamu masuk lagi ke kamar, terus istirahat."
Megha memberi senyum tipisnya. Ia amat puas dengan jawaban Alvan yang bisa begitu mengerti perasaannya. "Makasih, ya. Aku istirahat dulu. Kamu hati-hati di jalan."
Perlahan pintu kembali ditutup Megha. Memisahkannya dengan Alvan yang sebetulnya masih merasa gelisah.
Alvan sadar ia tak bisa memaksa. Lantas ia pun menjauhi pintu kamar Megha, untuk memberi ruang pada wanitanya menikmati kesendirian.