Ke esokkan paginya.
'BUK'
Megha terlihat menutup pintu mobil. Di sampingnya sudah ada Metha yang duduk di balik setir bersiap-siap untuk berangkat memenuhi janji, melakukan konferensi pers di aula Rose Magazine.
"Udah siap? Gak ada yang ketinggalan, kan?" tanya Metha sebelum menekan gas mobilnya.
"Harusnya gue yang nanya. Lo betul-betul udah siap melakukan hal itu?" Sahut Megha. "Atau... kita mundur aja, ya." Lagi-lagi wanita itu mencoba menggoyangkan keputusan saudara kembarnya.
"Apaan sih lo, Gha. Gue nanya ke mana lo jawabnya ke mana," gerutu Metha.
"Tuh! Ngeles, kan. Menghindar, kan."
Metha menghela nafas. "Iya Non, iya... gue siap. Seribu persen gue siap."
"Tha... "