Satu minggu kemudian.
"Lo kapan mulai mau masuk kerja?" di ruang santai, Alvan bertanya pada Megha. Mereka duduk bersama dalam satu sofa. Tak lupa secangkir cokelat hangat menemani mereka di tengah guyuran hujan sore yang sangat lebat. "Kayaknya gue perhatiin lo betah banget di rumah. Enggak kangen sama usaha lo?"
"Kangen sih. Tapi entar dulu deh. Gue kan belum lama pulang dari rumah sakit. Jadi gue masih pingin leha-leha dulu," ucap Megha.
"Oo gitu. Ya gue sih terserah lo. Kabarin aja kapan tugas gue sebagai suami yang mengantar istri dimulai."
Megha tertawa mendengar ucapan Alvan. "Kasih gue sopir aja lagi. Jadi lo enggak perlu repot-repot antar gue."
"Enggak ah! Gue mau antar istri gue sendiri. Sopir buat kondisi tertentu aja."
"Duh... segitunya yang mau perhatiin gue."
"Iya lah," balas Alvan penuh percaya diri. "Eh, Gha! Apa... kita liburan aja ke bali sebelum lo masuk kerja?"
"Deh! Apaan sih lo. Enggak ah!"