"Lo emang mau ngomong apa sih, Gha?" Alvan memulai usai ia dan Megha menyelesaikan makan.
"Soal kebohongan gue selama ini ke elo, dan ke keluarga besar kita," lirih Megha.
"Apa lagi yang harus kita bahas soal itu?"
"Bokap gue udah tau soal kebohongan gue, Van."
"Oh ya?!" Alvan berpura-pura lugu. "Terus gimana reaksi bokap?"
"Marahlah."
Alvan terdiam, hendak memberi Megha banyak kesempatan bicara.
"Van. Tolong bantu gue buat atur pertemuan sama Papi." Alvan terkejut oleh permintaan Megha. "Gue mau ketemu Papi untuk membuka semua masalah ini. Gue harap, lo enggak seperti Rako yang menolak keras keputusan gue."
"Apa rencana lo setelah semua orang tau, Gha?"
Megha tersenyum kecil seraya mengangkat bahunya. "Gak tau. Gue hanya bisa ngelihat apa yang ada di depan mata gue sekarang aja. Bilang yang sebenarnya ke Papi, terima amarahnya Papi, terima hukuman dari Papi, lalu setelahnya...."
"Setelahnya?"