"Aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Maaf hampir terlambat."
Gerand sempat ngebug sebelum otaknya berhasil mencerna ucapan Regi. Regi memahami Gerand dan pikirannya. Bagus!
Memang itulah yang Gerand harapkan.
Senyum Gerand muncul. Sedangkan Regi dalam hatinya sangat-sangat dongkol. Kalau bukan berpikir Gerand agak berbeda. Regi tidak akan pernah mau bilang 'aku mencintaimu' kepada Gerand.
Bukan sebab apa-apa, Regi geli kalau harus mengatakan itu. Ungkapan perasaan secara implisit membuat sisi sensitif dan jijik Regi meronta-ronta.
Apa-apaan bilang cinta!?
Siapa yang tidak salah tingkah?
Regi sangat merasa tidak nyaman.
"Aku lebih mencintaimu Regi."
Mata Regi membulat saat Gerand merengkuh pinggangnya kemudian sebuah ciuman pun terjadi. Melihat bagaimana cara Gerand mencium, Regi tahu benar kalau Gerand menginginkan hal lebih dari sekedar ciuman.
