Tubuh Bo Yucheng seketika membeku.
Sadar akan sentuhan lembut di bibirnya, dia semakin menarik Shi Qinglan ke dalam pelukannya dan menundukkan kepala. Dia menghukum gadis itu dengan ciuman yang menggila.
Jiang Zhi merasa seperti ada 10 lampu sorot yang begitu terang terpusat pada dirinya. Selagi mereka berdua tidak memperhatikannya, dia buru-buru pergi menjauh. Dia tak mau melihat keromantisan sepasang insan yang sedang memadu kasih.
"Lan Lan, jangan berpikir bahwa ini akan mengalihkan perhatianku."
Bo Yucheng mengangkat dagu Shi Qinglan dan mengangkat wajahnya dengan lembut untuk menghadap padanya. "Dokter bilang apa tadi?"
Shi Qinglan tidak habis pikir dengan sifat paranoid Bo Yucheng.
Dia menekan bibir merahnya tanpa daya, dan sudut matanya melirik ke ruang gawat darurat di belakangnya, "A Cheng, sungguh aku datang ke sini untuk mengantar seseorang yang sedang sakit, bukan aku yang sakit."
Kemudian dia menceritakan awal mula insiden kakek yang jatuh tak sadarkan diri tadi.
Bo Yucheng menatap Shi Qinglan dalam-dalam. Di dalam hatinya masih bertanya-tanya apakah gadisnya menyembunyikan sesuatu darinya. "Kapan kamu mempelajari cara melakukan CPR?"
Shi Qinglan mendongak sambil mengingat-ingat waktu.
Ini adalah pelajaran paling mendasar di bidang medis. Dia sudah mempelajarinya sejak dini. "Mungkin… saat umur 12 tahun?"
Sudut mata Bo Yucheng sedikit terangkat, dan sorot matanya tampak begitu gelap dan dalam. Dia akhirnya mengulurkan tangan dan mencubit pipi Shi Qinglan, "Dasar pembohong kecil."
Shi Qinglan mengerucutkan bibirnya dan meraih lengan Bo Yucheng.
Mereka berjalan keluar dari rumah sakit. Gadis itu bersandar ringan pada pria di sebelahnya. "Aku benar-benar sudah mempelajari tindakan CPR sejak dini. Aku juga bisa mengoperasi jantung. Selain itu, aku…"
Adalah penerus lembaga penelitian medis paling bergengsi di dunia.
Tapi, Bo Yucheng lebih dulu menyelanya, tidak mau mendengarkan kalimat yang akan dikatakan Shi Qinglan. Dia tertawa dengan suara rendah. "Aku percaya padamu."
Shi Qinglan menghela napas. Tentu saja dia tahu bahwa Bo Yucheng masih tidak percaya ucapannya.
...
Karena terburu-buru mencari Shi Qinglan, luka Bo Yucheng pun kembali parah.
Setibanya di rumah, Shi Qinglan menangani luka Bo Yucheng lagi, tetapi ketika dirinya hendak kembali ke kamar untuk tidur, dirinya terjebak dalam pelukannya.
"Malam ini, tetaplah di sini bersamaku, ya?"
Bo Yucheng berbaring miring sambil memeluk Shi Qinglan dan menekan ujung hidungnya dengan lembut. Suaranya yang teredam terdengar menyedihkan dan menyihir.
Shi Qinglan melihat luka mengerikan di punggung Bo Yucheng. Wajah putihnya sedikit cemberut. "Kalau begitu, aku akan tinggal di sini untuk malam ini."
Mendengar Shi Qinglan menyetujui permintaannya, bibir Bo Yucheng pun melengkung membentuk senyuman bahagia.
Dia menatap gadis itu dalam-dalam, dan matanya menunjukkan senyuman penuh arti. Kemudian dia berujar dengan penuh cinta dan memanjakan, "Oke."
Bo Yucheng tidak dapat menutupi tubuhnya dengan selimut untuk saat ini.
Dia hanya bisa berbaring tengkurap atau miring. Jadi, Shi Qinglan menggulung semua selimut di tempat tidur untuk membungkus tubuhnya sendiri dengan erat, hingga hanya memperlihatkan kepala serta mata hitamnya yang bulat dan memiliki tatapan memabukkan.
"Kamu tidak boleh menutupi tubuhmu dengan selimut. Bertahanlah untuk sementara ini, ya." Bibir merah Shi Qinglan sedikit melengkung memperlihatkan senyum licik.
Pupil mata Bo Yucheng yang berwarna sehitam tinta tampak semakin dalam.
Tadi dia berpikir bahwa dia bisa merasakan pelukan hangat dari kulit yang halus dan harum Shi Qinglan, tetapi ternyata mereka malah dipisahkan satu sama lain oleh lapisan selimut yang tebal. Dia masih merasa kesepian dan kedinginan.
"Berapa lama lagi aku baru bisa merasakan kehangatan selimut?"
Suara Bo Yucheng terdengar begitu dalam. Dia bertanya-tanya kapan dirinya bisa tidur dengan Shi Qinglan di pelukannya. Dia juga berencana untuk mengubah triknya lain kali. Dia tidak akan melukai dirinya sendiri sebagai taktiknya.
Shi Qinglan berpikir dengan serius. "Setelah akhir pekan ini."
Hanya saja, untuk saat ini luka Bo Yucheng tidak bisa dilapisi kasa. Jika tidak, lukanya akan menempel pada kasa dan akhirnya dapat memperlambat pemulihan. Jauh lebih baik dibiarkan tetap terbuka untuk sementara waktu.
"Baik." Bo Yucheng melengkungkan bibirnya, lalu membelai poni Shi Qinglan yang bertebaran di dahi dengan jari-jarinya yang ramping. Kemudian dia berkata, "Tidurlah."
Meski Bo Yucheng tidak bisa memeluknya, memandangi wajah cantiknya yang tidur nyenyak saja sudah cukup membuatnya puas.
Shi Qinglan membalas dengan senyuman manis. "Selamat malam, pacarku."
"Selamat malam." Suara Bo Yucheng terdengar begitu rendah, dan nada bicaranya memiliki daya tarik tersendiri. Rasanya dipenuhi kasih sayang tak ada habisnya.