Rumah kontrakan sempit, dengan bau asap memenuhi udara. Kipas angin kuno di atas kepala berputar dan berderit, dan udara di dalam ruangan itu sangat menyesakkan sehingga orang yang ada di dalamnya tidak bisa bernapas dengan baik.
Ada Seorang wanita duduk di sofa tunggal yang lusuh dengan memakai rok overall panjang berwarna hitam, kulitnya putih seputih salju, rambutnya bergelombang dan bibirnya merah semerah buah delima. Ia tampak seperti siluman rubah penggoda di dalam cerita novel.
Jari-jari wanita itu tampak putih dan panjang, di tengah-tengah jarinya terdapat rokok yang sudah habis setengahnya, ia mengerutkan kening dan tiba-tiba berteriak, "Sialan..."
"Mo Yangyang, aku sudah memberitahumu dari awal, Shi Xuan itu wanita murahan, tapi kamu masih saja tetap keras kepala. Sekarang, dia malah merampok semua yang kamu miliki, dia juga membuatmu sampai seperti ini. Apa menurutmu kamu pantas mendapatkan semua kesialan ini?"
Mo Yangyang yang duduk di sofa dengan lemas hanya bisa melihatnya dengan tatapan kosong, "Semua itu awalnya memang bukan milikku!"
Setelah diusir dari rumah keluarga Mo, Lan Dongzhi yang memungut Mo Yangyang.
Mereka saling mengenal di waktu SMA. Awalnya mereka tidak saling menyukai dan saling bertengkar. Bahkan hingga sekarang pun mereka tetap tidak menyukai satu sama lain.
Namun, saat mereka berada pada titik terendah dalam hidup mereka, mereka tidak akan ragu-ragu untuk saling menolong.
Lan Dongzhi menggertakkan giginya, "Pergi sana, aku kesal melihatmu. Umpan meriam sudah ditangan, tapi tidak digunakan. Apa kamu akan menggenggamnya seumur hidupmu? Aku bahagia jika kamu mati, jadi aku tidak akan mengurusi urusanmu yang rumit itu lagi. Aku ini tidak menyukaimu, kamu itu bodoh seperti babi, kamu..."
Lan Dongzhi yang terus memarahi Mo Yangyang pun tidak bisa melanjutkan kemarahannya. Matanya tampak memerah, tapi ia hanya bisa menggertakkan giginya dan berkata dengan marah, "Jika kamu mati, aku tidak akan meneteskan air mataku ini!"
Tatapan Mo Yangyang tertuju pada Lan Dongzhi, "Aku hanya berharap kamu mau mengurus mayatku nanti ketika aku sudah mati."
Lan Dongzhi menghisap rokoknya dengan keras, kemudian melempar puntungnya ke tanah dan menginjaknya dengan keras.
"Ikutlah denganku ke Shang Lin Spring malam ini."
Shang Lin spring adalah tempat bekerja Lan Dongzhi sampai sekarang, tempat itu adalah klub malam paling mewah di kota Xia.
"Untuk apa?"
"Untuk apa? Bukankah kamu menyukai Xie Fengmian? Tidurlah dengannya, dia malam ini punya permainan."
Mo Yangyang terkejut dan ia pun segera menggelengkan kepalanya, "Tidak boleh, dia memang tidak menyukaiku. Jika aku melakukannya, dia pasti akan semakin membenciku."
Lan Dongzhi sangat kesal mendengar ucapan Mo Yangyang, "Apanya yang tidak boleh? Kamu itu gadis yang akan mati, buat apa juga berpikir terlalu jauh? Jika dia membencimu, kebetulan hal itu akan membuatnya mengingatmu seumur hidupnya. Apa kamu ingin membawa penyesalan saat mati nanti? Buat dia tahu bahwa kamu pernah mencintainya."
Cahaya mata Mo Yangyang perlahan memudar...
Setelah beberapa saat kemudian, Lan Dongzhi mengira bahwa Mo Yangyang akan menolak. Tetapi ia tidak menyangka Mo Yangyang justru berkata, "Kamu benar. Ini adalah penyesalan terakhir dalam hidupku."
-
Malam hari, di Shang Lin Spring.
Lan Dongzhi pergi minum dengan para tamu dan memberitahu Mo Yangyang kamar pribadi tempat Xie Fengmian berada.
Mo Yangyang mengumpulkan keberaniannya, tapi ia masih tidak berani keluar. Ketika Mo Yangyang melihat segelas anggur yang ada di atas meja, ia langsung mengambilnya dan meneguknya sampai habis.
Baiklah, aku tidak takut. Batin Mo Yangyang.
Kemudian Mo Yangyang menggelengkan kepalanya, tiba-tiba bayangan seseorang muncul di depan matanya. Setelah ia berjalan beberapa langkah, ia melihat ada seseorang yang berjalan dari sisi yang berlawanan, dan sepertinya orang tersebut adalah Xie Fengmian.
Jadi... Mo Yangyang tiba-tiba melompat dan meraih kerah kemeja pria itu.
"Xie Fengmian... Apakah kamu... Apakah kamu tahu betapa aku menyukaimu... Sepuluh tahun... Aku diam-diam mencintaimu selama sepuluh tahun... Aku sangat menyukaimu..."
"Apa kamu... Mau memenuhi keinginan terakhir dalam hidupku?"
Xie Fengmian keluar dari ruang VIP dan dikejutkan dengan pemandangan di depanya. Ia tercengang dan tanpa sadar ia membuka mulutnya dalam waktu yang cukup lama, beberapa saat kemudian ia baru mengeluarkan suara.
"Pa… Paman Kelima, ada apa ini?"
Xie Fengmian berteriak dalam hatinya. Ya Tuhan, Pamanku memeluk seorang wanita. Batin Xie Fengmian. Ini pertama kalinya Xie Fengmian melihat Pamannya memeluk seorang wanita.
Seluruh anggota keluarga Xie berpikir bahwa Paman Kelima akan mengabdikan dirinya untuk tujuan ilmiah tanah airnya. Laboratorium Paman Kelima seolah sudah menjadi rumahnya dan prestasi dari penelitian yang ia lakukan seolah menjadi istrinya.
Xie Xize menahan pinggang Mo Yangyang supaya gadis ini tidak jatuh.
Raut wajah Xie Xize tampak sedikit berbahaya, kemudian ia berbicara kepada Xie Fengmian, "Seperti yang kamu lihat, ini adalah urusan antara pria dan wanita."